Lagu “Nikah Gereja” dari Whllyano menggambarkan perasaan seseorang yang terjebak dalam hubungan yang penuh keraguan dan tidak direstui oleh orang tua. Lirik ini mengungkapkan harapan yang hancur dan rasa kehilangan karena perbedaan yang tidak bisa diatasi, terutama karena ketidaksetujuan orang tua pasangan. Lagu ini menyentuh tema cinta yang tidak dapat berjalan sesuai impian, meskipun ada usaha untuk mempertahankannya.
Lirik Lagu Nikah Gereja
[Intro]
Kalau bukan sa yang ko pilih
Pasti hanya dia
Kalau besok ko trakan kemari
Sa tau ko su deng dia
[Bridge]
Langit cerah tapi kenapa mendung
Matahari ke mana?
Pertanda kitong dua tra bisa lanjut
Ko mama dong tra setuju
[Chorus]
Sa mimpi hancur-hancur
Sa buang jauh-jauh
Sa mimpi tra bisa sempurna
Tong dua tra nikah gereja
Huuโฆ haaโฆ
Huuโฆ haaโฆ
[Bridge]
Langit cerah tapi kenapa mendung
Matahari ke mana?
Pertanda kitong dua tra bisa lanjut
Ko mama dong tra setuju
[Chorus]
Sa mimpi hancur-hancur
Sa buang jauh-jauh
Sa mimpi tra bisa sempurna
Tong dua tra nikah gereja
Deskripsi
Pada Intro, Whllyano menyampaikan sebuah pemikiran yang melankolis dengan lirik “Kalau bukan sa yang ko pilih, pasti hanya dia”, yang mengindikasikan perasaan pesimis terhadap keputusan pasangan. Lirik ini menunjukkan ketidakpastian dan perasaan terpinggirkan, seolah-olah jika pasangan tidak memilihnya, dia akan memilih orang lain.
Bridge mengubah suasana dengan menggambarkan alam yang seharusnya cerah namun mendung, yang mencerminkan keadaan hati yang sedang kacau. “Langit cerah tapi kenapa mendung, matahari ke mana?” adalah simbol dari perasaan bingung dan ketidakpastian, sementara “Pertanda kitong dua tra bisa lanjut, ko mama dong tra setuju” mengungkapkan kendala terbesar dalam hubungan tersebut, yaitu ketidaksetujuan orang tua.
Pada Chorus, lirik “Sa mimpi hancur-hancur, sa buang jauh-jauh, sa mimpi tra bisa sempurna, tong dua tra nikah gereja” menggambarkan perasaan hancur dan harapan yang musnah. Cita-cita untuk menikah dan membangun kehidupan bersama tidak bisa terwujud karena hambatan yang ada, yang menyisakan rasa kecewa dan kesedihan mendalam. Frasa “Nikah gereja” menyiratkan keinginan untuk melangkah ke jenjang pernikahan yang sah menurut agama, namun harus berhadapan dengan kenyataan pahit.
Bridge yang diulang kembali memperkuat perasaan pesimis dan ketidakpastian dalam hubungan yang seharusnya indah.
Lagu ini secara keseluruhan menceritakan tentang ketidakmampuan untuk mencapai kebahagiaan dalam hubungan karena alasan eksternal, seperti ketidaksetujuan keluarga. Meski ada perasaan cinta, kenyataan dan norma sosial seakan menghalangi langkah mereka untuk bersama.