Lagu “Nafas Terakhir” oleh Whllyano feat. Mace Purba mengangkat tema cinta sejati yang abadi. Lagu ini mengungkapkan komitmen yang dalam antara dua hati yang siap menjalani hidup bersama hingga akhir hayat. Dengan lirik yang penuh makna dan emosional, lagu ini menjadi perwujudan dari sebuah ikatan cinta yang tak tergoyahkan, meskipun tantangan dan rintangan terus menghadang.
Lirik Lagu Nafas Terakhir
Tong baku dapa, baku tatap muka
Ko hambur gula ko bikin rupa-rupa
Ko pu balenggang pantul suka-suka
Taikat sudah, sa bawa koe, bawa pulang oh
Di lampu merah sayang ujung jalan
Ko lambai tangan, ko buang senyuman
Hati gelisah hancur panggal-panggal
Hati ko bawa, ko bawa saya, iyo kah sayang
Su ada tanda-tanda benang merah
Sa dapa terima restu orang tua
Kain su lingkar di atas kepala
Ko ingat sayang, jang bikin kecewa
Tong berjanji hidup sampai mati
Sa bale, bale untuk koi
Sa mau hidup dengan ko sampai sa mati
Sampai sa rambut putih su trada lagi
Sa mau, mau ko temani
Di perjalanan terakhir, di nafas terakhir
Sa gandeng ko tangan sayang, tong dua terakhir
Mari-mari bawa, su waktunya ko ambil
Sa pu bunga mawar merah indah permai
Untuk koi bukan orang lain
Tu untuk koi bukan orang lain
Deskripsi
Pada Verse 1, Whllyano mengungkapkan rasa cintanya yang begitu dalam dengan lirik “Tong baku dapa, baku tatap muka, Ko hambur gula ko bikin rupa-rupa,” yang menggambarkan bagaimana ia jatuh hati pada seseorang yang begitu mempesona. “Ko pu balenggang pantul suka-suka” menyiratkan bagaimana keberadaan orang tersebut memberi kebahagiaan dan keceriaan dalam hidupnya.
Lirik “Di lampu merah sayang ujung jalan, Ko lambai tangan, ko buang senyuman” menunjukkan momen-momen sederhana yang penuh makna dalam hubungan mereka. Meski hidup penuh gelisah dan tantangan, cinta ini tetap memberi kekuatan dan kebahagiaan.
Pada Chorus, Whllyano menegaskan tekadnya untuk menjalani hidup bersama orang yang ia cintai. Lirik “Sa bale, bale untuk koi, Sa mau hidup dengan ko sampai sa mati” menggambarkan keseriusan dan komitmen yang tak tergoyahkan untuk tetap bersama hingga akhir hidup. Lirik ini juga mengandung harapan untuk dapat bersama dalam perjalanan hidup yang panjang dan penuh makna.
Verse 2 melanjutkan perjalanan cinta mereka dengan lirik “Sa dapa terima restu orang tua, Kain su lingkar di atas kepala,” yang menunjukkan bahwa hubungan mereka sudah mendapat restu dan diterima dengan baik oleh keluarga. Ada simbolisme dalam “Kain su lingkar di atas kepala,” yang menggambarkan ikatan yang suci dan kuat, layaknya tali pernikahan.
Bridge semakin menguatkan komitmen untuk selalu bersama, “Sa pu bunga mawar merah indah permai, Untuk koi bukan orang lain.” Lirik ini mencerminkan bahwa meskipun banyak godaan dan tantangan, hanya satu cinta yang ingin diabadikanโyaitu cinta kepada pasangan yang telah menjadi bagian terpenting dalam hidup.