Lagu “Bukan Mudah” dari Syameer mengisahkan perjuangan hidup yang penuh lika-liku. Liriknya menggambarkan realitas kehidupan orang biasa yang bekerja keras demi mempertahankan hidup, dengan harapan sederhana untuk cukup makan dan menghidupi keluarga. Lagu ini menyentuh sisi emosional dari mereka yang berjuang tanpa kenal lelah di tengah kerasnya dunia.
Lirik Lagu Bukan Mudah
[Verse 1]
Dari dulu hidup aku susah
Telan hidup sampai dah termuntah
Bukan tak teringin nak kaya
Tapi benda tu bukannya mudah
Aku kerja dari pagi sampai ke malam
Untuk teruskan hidup
Takde peluang enjoy
Nak enjoy apa, duit pun selalu tak cukup
Siang aku bekerja
Ke sana sini ku hantar barang
Saat orang lain tidur
Aku bawak grab sampai ke malam
Jadi aku masih bersyukur
Walau tak kaya tapi masih cukup
Even aku susah tapi masih lagi ada rumah untuk ku tidur
[Bridge]
Tapi kalau aku kaya, adakah ku masih sama?
Ataupun aku berubah, jadi orang yang tak disangka?
Nak makan sesuap nasi, kadang terpaksa makan nasi basi
Kadang pinggan ku tak berlauk
Buka dompet cuma tinggal habuk
[Chorus]
Kadang aku gagal tapi dah cuba terbaik
Bukan kelawar but why hidupku terbalik
Kerja dari pagi, pulang belum tentu lagi
Kadang takut hidup tapi takkan pernah lari
[Verse 2]
Masih lagi aku ingat
Waktu aku mula-mula buat musik
Orang cakap aku takkan berjaya
Dan lagu aku semua bullsh-t
Aku dah bosan
Dengan mulut orang kiri dan kanan
Mereka cakap aku tak boleh berjaya
Sebab aku takde pelajaran, hidup kita berbeza
Aku kerja seharian hanya untuk hidup bukan untuk rasa selesa
Asalkan dapat beri segala keinginan aku punya keluarga
Hidup satu perjalanan, so aku takkan pernah lari
Jatuh aku bangun balik, walau kadang aku rasa hampir mati
Dari dulu lagi aku dah biasa hidup susah
Bukan dari keluarga kaya, aku cuma nak hidup ku berubah
Hanya sederhana, bukan minta kaya
Cuma minta cukup makan pakai, dan juga mampu tanggung keluarga
[Bridge]
Tapi kalau aku kaya, adakah ku masih sama?
Ataupun aku berubah, jadi orang yang tak disangka?
Nak makan sesuap nasi, kadang terpaksa makan nasi basi
Kadang pinggan ku tak berlauk
Buka dompet cuma tinggal habuk
[Chorus]
Kadang aku gagal tapi dah cuba terbaik
Bukan kelawar but why hidupku terbalik
Kerja dari pagi, pulang belum tentu lagi
Kadang takut hidup tapi takkan pernah lari
Deskripsi
Pada Verse 1, Syameer langsung menyampaikan realitas pahit hidupnya:
“Dari dulu hidup aku susah, telan hidup sampai dah termuntah.”
Lirik ini menunjukkan perjalanan hidup yang penuh tantangan, di mana ia harus bekerja dari pagi hingga malam sebagai pekerja pengantar barang dan sopir grab demi bertahan hidup. Meski kehidupannya jauh dari kemewahan, ia tetap merasa bersyukur karena masih memiliki rumah untuk berteduh dan cukup untuk bertahan sehari-hari.
Bridge dalam lagu ini memberikan refleksi mendalam. Syameer bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia akan tetap menjadi dirinya yang sekarang jika suatu saat menjadi kaya:
“Tapi kalau aku kaya, adakah ku masih sama? Ataupun aku berubah, jadi orang yang tak disangka?”
Syameer juga menggambarkan perjuangannya yang terkadang sampai harus makan nasi basi dan menghadapi kenyataan dompet kosong, simbol dari kerasnya kehidupan yang ia jalani.
Di Chorus, Syameer mengungkapkan perasaan gagal meski sudah berusaha sebaik mungkin. Hidupnya terasa terbalik, seperti kelelawar, yang menjadi metafora bagi kehidupan yang selalu terasa gelap dan tidak menentu:
“Kadang aku gagal tapi dah cuba terbaik, bukan kelawar but why hidupku terbalik.”
Verse 2 lebih menyoroti perjalanan Syameer dalam musik. Ia mengisahkan bagaimana banyak orang meremehkan mimpinya, mengatakan bahwa ia tidak akan berhasil karena tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Namun, Syameer tetap berjuang, bekerja keras bukan untuk hidup nyaman, tetapi untuk memastikan keluarganya terpenuhi:
“Aku kerja seharian hanya untuk hidup bukan untuk rasa selesa.”
Meskipun hidupnya penuh tantangan, Syameer menekankan bahwa ia tidak akan menyerah. Ia berkomitmen untuk terus berjuang demi kehidupan yang lebih baik:
“Hidup satu perjalanan, so aku takkan pernah lari. Jatuh aku bangun balik, walau kadang aku rasa hampir mati.”