Lagu “Aku Tak Gila” dari Syameer featuring Xxqiemixx membawa pendengar masuk ke dalam dunia batin yang kelam, penuh pergolakan emosi, dan pertempuran mental yang intens. Liriknya yang jujur dan emosional mengangkat isu kesehatan mental seperti depresi, anxiety, hingga self-harm, yang sering kali disalahpahami oleh orang di sekitarnya.
Lirik Lagu Aku Tak Gila
[Chorus: Syameer]
Tiap malam dia menangis, depression datang menyerang
Dekat tangan dia bergaris, di fikiran dia berperang
Dia cuba bercerita tapi takde yang percaya
Tiap kali luah rasa, orang cakap dia gila
[Post-Chorus: Syameer]
Dia tak gila (dia gila), dia tak gila (dia gila)
Dia tak gila (dia gila), dia tak gila (dia gila)
Dia tak gila (dia gila), dia tak gila (dia gila)
Dia tak gila, semuanya real yang dia rasa
[Verse 1: Syameer]
Urat dahi berkerut saat dia datang ada suara di kepala
Jerit panggil nama, suruh ambil kaca atau terjun tangga
Sebab kalau ku hidup, tiada yang bangga
Tiap malam aku menangis, tiap malam aku bersedih
Menjerit cuba untuk melawan, tapi diri ku rasa letih
Sakit bukan pada kulit, sakit pada jiwa aku
Di ketawa saat aku cuba untuk beritahu
Aku takut dengan anxiety, aku takut dengan depression
Aku takut dengan segala suara yang ada dalam kepala aku
[Bridge: Syameer]
Dia gila, dia gila, dia gila, dia gila
Dia gila, dia gila, dia gila
[Chorus: Syameer]
Tiap malam dia menangis, depression datang menyerang
Dekat tangan dia bergaris, di fikiran dia berperang
Dia cuba bercerita tapi takde yang percaya
Tiap kali luah rasa, orang cakap dia gila
[Post-Chorus: Syameer]
Dia tak gila (dia gila), dia tak gila (dia gila)
Dia tak gila (dia gila), dia tak gila (dia gila)
Dia tak gila (dia gila), dia tak gila (dia gila)
Dia tak gila, semuanya real yang dia rasa
[Verse 2: Xxqiemixx]
Aku tak gila, tapi bagi aku serius ni gila
Sorang diriku berbicara bising gila
Sumpah kepala ku bising gila
Suruh aku bunuh diri, ni kali ke berapa?
If bukak baju, tengok berapa parut tikaman yang aku tak dapat kawal
Cuba lawan sebab ada janji dengan bella
Dia nak aku hidup demi dia
Walau tahu tangan aku penuh dengan kelar
Rasa nak mati tapi takut hilang nyawa
Berapa kali muka kau dalam bayangan
Masa aku cuba terjun bawah huh?
Sorry bella aku janji, aku takkan ungkir janji lagi
Demi kau aku akan tetap terus hidup
[Bridge: Syameer]
Dia gila, dia gila, dia gila, dia gila
Dia gila, dia gila, dia gila
[Chorus: Syameer]
Tiap malam dia menangis, depression datang menyerang
Dekat tangan dia bergaris, di fikiran dia berperang
Dia cuba bercerita tapi takde yang percaya
Tiap kali luah rasa, orang cakap dia gila
[Post-Chorus: Syameer]
Dia tak gila (dia gila), dia tak gila (dia gila)
Dia tak gila (dia gila), dia tak gila (dia gila)
Dia tak gila (dia gila), dia tak gila (dia gila)
Dia tak gila, semuanya real yang dia rasa
Deskripsi
Chorus langsung menyampaikan inti lagu dengan kisah perjuangan melawan depresi:
“Tiap malam dia menangis, depression datang menyerang. Dekat tangan dia bergaris, di fikiran dia berperang.”
Kalimat ini memberikan gambaran jelas tentang rasa sakit yang tidak terlihat secara fisik, tetapi nyata di hati dan pikiran. Syameer mengisahkan sosok yang berusaha menceritakan kondisinya, tetapi malah dianggap gila oleh orang-orang di sekitarnya.
Verse 1 mendalami pengalaman personal Syameer melawan suara-suara di kepalanya:
“Urat dahi berkerut saat dia datang ada suara di kepala. Jerit panggil nama, suruh ambil kaca atau terjun tangga.”
Penggambaran suara di kepala yang mendorong tindakan berbahaya sangat menggugah. Lirik ini menunjukkan betapa serius dan menakutkannya kondisi mental tersebut. Ia berusaha melawan, tetapi rasa lelah dan kesendirian membuatnya semakin terpuruk.
Di Verse 2, Xxqiemixx menambahkan perspektif lain yang sama kelamnya. Ia berbagi pengalaman tentang self-harm dan perjuangannya untuk tetap hidup demi seseorang yang dicintainya, Bella:
“Suruh aku bunuh diri, ni kali ke berapa? If bukak baju, tengok berapa parut tikaman yang aku tak dapat kawal.”
Lirik ini memberikan kesan mendalam dan menyentuh tentang bagaimana seseorang bisa berjuang antara rasa ingin menyerah dan keinginan untuk bertahan demi janji kepada orang yang mereka sayangi.
Bridge dan Post-Chorus menekankan bahwa mereka yang berjuang melawan penyakit mental bukanlah orang gila. Frasa “Dia tak gila, semuanya real yang dia rasa” mengingatkan kita bahwa apa yang mereka alami adalah nyata dan butuh pemahaman, bukan penolakan.