Sujud Sunyi

Lagu “Sujud Sunyi” karya Pensil Langit adalah sebuah karya spiritual yang puitis dan mendalam, mengajak pendengar untuk kembali mengenal Tuhan melalui keheningan batin. Liriknya tidak berteriak, melainkan berbisik—mengalir lembut seperti doa yang lahir dari kesadaran jiwa.

Dengan metafora alam dan perenungan eksistensial, Sujud Sunyi menghadirkan pesan tentang pencarian makna hidup, hijrah batin, serta kedekatan hamba dengan Sang Pencipta. Lagu ini sangat relevan bagi mereka yang sedang berada dalam fase muhasabah dan kelelahan rohani.

Lirik Lagu Sujud Sunyi

[Verse 1]
Laut pun bergetar, menyebut nama
Ombak itu lidah, pasir jadi saksi cinta
Burung berkicau bukan sekadar nada
Tapi madah yang terjemah rahsia semesta
Aku pun pernah menyembah bayang
Mengejar dunia yang menipu wajah cermin
Rupa ku ada, tapi jiwa ku hilang
Seperti ombak yang pulang tanpa angin

[Chorus]
Kenali Dia sebelum mata terpejam fana
Sebelum jasad menjadi debu, roh jadi tanya
Dia tak jauh cuma kabus di hatimu yang menutup cahaya
Usaplah ia dengan zikir nescaya terang semula

[Verse 2]
Gunung berdiri bukan kerana gagah
Tapi tunduk menahan rahsia yang berat
Daun gugur bukan mati
Tapi pulang kepada akar yang dekat
Bulan menyimpan air mata matahari
Bintang menulis doa di langit sepi
Maka siapa engkau jika bukan puisi
Yang ditulis Tuhan dalam nadi sendiri?

[Chorus]
Kenali Dia sebelum mata terpejam fana
Sebelum jasad menjadi debu, roh jadi tanya
Dia tak jauh cuma kabus di hatimu yang menutup cahaya
Usaplah ia dengan zikir, nescaya terang semula

[Bridge]
Tiadalah jarak bagi yang mencari
Kerana perjalanan bukan di kaki
Tetapi di hati yang tahu membezakan suara dunia dan seruan Ilahi

[Verse 3]
Wahai jiwa yang berlari di padang fatamorgana
Kau haus tapi kau minum dari pasir sangka
Air sebenar itu di dalam dada
Namun kau takut menadahnya kerana cinta dunia
Aku pernah menjadi bayang kepada bayang
Mengintai wajahNya di cermin bayangan
Rupa tiada, tapi cahaya tetap datang
Kerana kasihNya mendahului segala kehilangan

[Outro]
Kenali Dia bukan dengan mata
Tapi dengan hati yang basah dek doa
Kerana Dia bukan sekadar nama
Tapi makna kepada seluruh makna
Maka berjalanlah wahai insan
Bukan untuk mencari Tuhan
Tetapi untuk sedar bahawa
Engkau tidak pernah sendirian

Deskripsi

Lirik lagu “Sujud Sunyi” dari Pensil Langit sarat dengan simbol alam yang dijadikan cermin untuk mengenal kebesaran Tuhan. Laut, ombak, burung, gunung, bulan, dan bintang digambarkan sebagai makhluk yang senantiasa “berzikir” dengan caranya masing-masing. Alam tidak hanya hadir sebagai latar, tetapi sebagai guru spiritual bagi manusia.

Pada bait pertama, lagu menyinggung kesalahan manusia yang kerap “menyembah bayang”, yaitu terjebak dalam ilusi dunia dan ego diri. Kehilangan jiwa meski raga masih utuh menjadi gambaran krisis spiritual yang sering dialami manusia modern—hidup, namun jauh dari makna.

Bagian chorus menjadi inti pesan lagu. Pendengar diajak untuk mengenal Tuhan sebelum kematian tiba. Tuhan tidak digambarkan sebagai sesuatu yang jauh, melainkan dekat, namun tertutup oleh “kabus” di hati berupa kelalaian dan cinta dunia. Zikir dan kesadaran batin menjadi kunci untuk membuka kembali cahaya iman.

Pada bait kedua, lirik menegaskan nilai kerendahan hati. Gunung yang kokoh pun digambarkan tunduk, dan daun yang gugur bukan mati, melainkan pulang. Pesan ini memperkuat makna bahwa kehidupan sejatinya adalah perjalanan kembali kepada asal—kepada Tuhan.

Bagian bridge memberikan penegasan filosofis bahwa perjalanan spiritual bukanlah perjalanan fisik, melainkan perjalanan hati. Mampu membedakan suara dunia dan seruan Ilahi menjadi tanda kedewasaan iman.

Di bait ketiga dan outro, lagu mencapai puncak refleksi. Manusia digambarkan kehausan di padang fatamorgana dunia, padahal “air sebenar” ada di dalam dada. Penutup lagu menegaskan bahwa mengenal Tuhan tidak cukup dengan penglihatan, tetapi dengan hati yang hidup oleh doa. Pesan akhirnya menenangkan: manusia tidak pernah benar-benar sendirian.

Banner

Seedbacklink affiliate

You cannot copy content of this page