Lagu “Biar Ina Tenang” dari Sombanusa adalah sebuah balada puitis dan emosional yang memadukan kerinduan, cinta seorang anak kepada ibunya, dan suara perlawanan sosial. Lagu ini bukan sekadar curahan hati pribadi, melainkan juga pernyataan sikap terhadap kondisi negara dan tekanan sosial terhadap identitas. Dalam lagu ini, Sombanusa menghadirkan potret batin seorang anak yang memilih jalan perjuangan meski penuh risiko, namun tetap memelihara cinta dan hormat kepada sang ibu.
Lirik Lagu Biar Ina Tenang
Jika suatu hari nanti kupulang
Hujan-hujan membasahi kelopak perasaan
Maka mekarlah segala yang sakit
Maka tumbuhlah segala yang obati
Jika dengar degup jantung kuingat
Peluk ringan tanganmu merintih kerinduan
Pergi langkahku menopang matamu
Lekaslah sembuh luka di kisahmu
Mama, aku ingin jadi begini saja
Mama, jangan paksa aku tuk jadi mereka
Maka jangan takut nanti, jangan risau nanti
Bila anakmu memprotes negara ini
huuu… uuu… uuu…
huuu… uuu… uuu…
Jika dengar degup jantung kuingat
Peluk ringan tanganmu merintih kerinduan
Pergi langkahku menopang matamu
Lekaslah sembuh luka di kisahmu
Mama, aku ingin jadi begini saja
Mama, jangan paksa aku tuk jadi mereka
Maka jangan takut nanti, jangan risau nanti
Bila anakmu ditembak polisi
Deskripsi
“Biar Ina Tenang” merupakan lagu dengan narasi personal yang kuat dan menyentuh. Lirik-lirik seperti “Jika suatu hari nanti kupulang, hujan-hujan membasahi kelopak perasaan” membuka ruang refleksi dan kepekaan terhadap perasaan mendalam yang sering kali tak terucap dalam relasi ibu dan anak.
Dalam lagu ini, Sombanusa secara eksplisit menolak tekanan untuk mengikuti arus dominan masyarakat — terlihat dari penggalan “Mama, jangan paksa aku tuk jadi mereka”. Frasa ini bukan hanya bentuk penolakan terhadap homogenisasi sosial, tetapi juga merupakan pembelaan terhadap pilihan hidup yang penuh integritas.
Bagian paling menggugah adalah ketika penyanyi menyatakan: “Bila anakmu memprotes negara ini” dan “Bila anakmu ditembak polisi”. Ini bukan hanya puisi, melainkan realitas getir banyak anak muda di Indonesia yang menyuarakan keadilan namun dihadapkan pada represi.
Lagu ini adalah bentuk cinta, kerinduan, dan perlawanan — sekaligus pengingat bahwa perjuangan yang dilakukan bukan untuk melawan orang tua, tapi untuk menghormati nilai-nilai yang mereka ajarkan: kebaikan, kejujuran, dan keberanian.
FAQs
“Ina” berarti ibu dalam banyak bahasa lokal di Indonesia Timur. Lagu ini adalah bentuk permintaan maaf sekaligus permohonan pengertian dari seorang anak pejuang kepada ibunya.
Tema utamanya adalah cinta seorang anak kepada ibunya yang dibingkai dalam narasi perjuangan sosial dan identitas personal yang tak sesuai harapan masyarakat arus utama.
Lagu ini mengangkat suara perlawanan yang dilakukan oleh anak-anak muda terhadap sistem yang tidak adil, sembari tetap menunjukkan cinta dan tanggung jawab emosional terhadap keluarga.
Karena menggabungkan dua sisi yang sangat manusiawi: kasih sayang keluarga dan semangat perjuangan. Lagu ini menggambarkan konflik batin seseorang yang memilih jalan berbeda demi kebenaran.
Ya, terutama mereka yang sedang mempertanyakan identitas, tekanan sosial, dan relasi dengan orang tua di tengah perjuangan hidup yang tak mudah.