Hanya Ada Aku, Kalian, dan Cinta

“Hanya Ada Aku, Kalian, dan Cinta” adalah lagu yang merayakan kebebasan, solidaritas, dan cinta tanpa batas. Melalui liriknya yang penuh dengan pesan-pesan pemberdayaan, Senartogok mengajak pendengarnya untuk melepaskan diri dari belenggu otoritas, dogma, dan ilusi. Lagu ini menawarkan visi tentang dunia yang lebih manusiawi dan setara, di mana cinta menjadi satu-satunya pengikat.

Lirik Lagu Hanya Ada Aku, Kalian, dan Cinta

[Verse 1]
Rendah hati sambil pahami diri
Mulai mengerti cara melangkah
Bunuh rasa malu ikhlas menangis
Air mata wujud pekik nan tulus
Berjalanlah susuri hari
Sapa setiap orang yang kau temui
Genggam tangannya ajak bernyanyi
Bekerja sama dalam harmoni

[Chorus 1]
Aku tak perlu eksis negara
Aku ludahi tangan pemerintah
Aku kafiri kedok dominasi
Aku sudahi tindak tirani

[Verse 2]
Tangan mandiri menanam padi
Bahu penopang beban sendiri
Runduk belikat gembalakan sapi
Ruang nurani jelmakan seni
Bersambut kepal menjaga tanah
Mata menyeringai intai penjajah
Berangkai tulang terangi malam
Siang menjelang hasrat tak padam

[Chorus 2]
Tanpa titah tuhan, tanpa tunduk hamba
Tanpa ilusi teknologi, tanpa alienasi
Tanpa dogma, tanpa cambuk tentara
Tanpa perbedaan, kita setara
Tanpa absolut agama, tanpa penguasa
Tanpa omong kosong institusi, tanpa dewa dewi
Tanpa ratu adil, tanpa pesan sabil
Hanya ada aku, kalian, dan cinta (4x)

Deskripsi

Lirik “Hanya Ada Aku, Kalian, dan Cinta” membawa pesan mendalam tentang kebebasan individual dan kolektif. Pada bait pertama, Senartogok menekankan pentingnya memahami diri sendiri, membuang rasa malu, dan menjalin hubungan dengan sesama. Aksi sederhana seperti menyapa orang lain dan bekerja sama mencerminkan harmoni yang menjadi inti dari lagu ini.

Bagian chorus pertama menunjukkan keberanian untuk menolak otoritas: negara, pemerintah, hingga tirani dalam berbagai bentuk. Dengan bahasa yang lugas dan emosional, lirik ini menggambarkan perlawanan terhadap dominasi yang merusak.

Pada bait kedua, lirik mengalihkan fokus ke kerja keras dan kesederhanaan hidup, seperti menanam padi, menggembalakan sapi, dan menciptakan seni. Semua ini adalah simbol dari kehidupan yang mandiri dan berakar pada nilai-nilai komunal. Ada juga peringatan tentang kewaspadaan terhadap penjajah, baik secara fisik maupun simbolis, yang mengancam kedaulatan individu maupun kolektif.

Chorus kedua memperluas tema ini dengan menolak segala bentuk otoritas absolut, termasuk agama, teknologi, institusi, hingga simbol kekuasaan lainnya. Lagu ini membayangkan dunia tanpa hierarki, tanpa perbedaan yang memisahkan, dan hanya diikat oleh cinta. Kalimat “Hanya ada aku, kalian, dan cinta” yang diulang menjadi mantra yang menegaskan pesan utamanya: dunia yang ideal hanya membutuhkan manusia dan cinta yang tulus.

Latest Songs

You cannot copy content of this page