Musik Minang dikenal dengan kekuatan liriknya yang penuh filosofi dan perumpamaan hidup. Salah satu karya terbaru yang mengangkat tema kesedihan dan ketegaran dalam menghadapi usia dan perubahan zaman adalah lagu “Ratok Kincia Tuo”, dibawakan oleh Wita Sofi dan ditulis oleh Eri Gumanti. Dirilis pada 8 Januari 2025 oleh Minang Timur Production, lagu ini hadir dalam balutan Remix Minang yang menyentuh, puitis, dan sarat makna budaya.
Lirik Lagu Ratok Kincia Tuo
[Verse 1]
Banda lah kariang, samak lah tumbuah
Badan nan tingga indak paguno
Sumbu lungga pasak lah rapuah
Co iko nasib si kincia tuo
Sumbu lungga pasak lah rapuah
Co iko nasib si kincia tuo
[Verse 2]
Maratok kincia kabakeh lasuang
Hujan jo paneh indak manenggang
Dulu bapakai badannyo anjuang
Kini manangih padi di lumbuang
Dulu bapakai badannyo anjuang
Kini manangih padi di lumbuang
[Verse 3]
Oi rang kampuang pancari kayu
Taralah denai ka kayu api
Nak jaleh badan ka jadi abu
Pado bak nan ko manahan hati
Nak jaleh badan ka jadi abu
Pado bak nan ko manahan hati
Deskripsi
Lagu “Ratok Kincia Tuo” menggambarkan penderitaan dan kesedihan seseorang yang merasa tak lagi berguna seiring bertambahnya usia. Judulnya merujuk pada “kincia tuo” (kincir tua), sebuah simbol dari benda yang dulu berguna, namun kini dilupakan dan ditinggalkan.
Dalam bait pertama: “Banda lah kariang, samak lah tumbuah. Badan nan tingga indak paguno” terlihat bagaimana seseorang merasa kosong dan tak berarti lagi, seperti tubuh tanpa daya.
Kemudian, pada bait: “Dulu bapakai badannyo anjuang, kini manangih padi di lumbuang” digambarkan bagaimana masa kejayaan telah berlalu, dan kini hanya tinggal air mata serta kenangan.
Lagu ini juga menyentuh emosi terdalam dengan baris: “Nak jaleh badan ka jadi abu, pado bak nan ko manahan hati” yang menggambarkan betapa beratnya menahan perasaan sedih, seakan lebih baik menjadi abu daripada terus menanggung sakit hati yang mendalam.
Dengan aransemen Remix Minang yang pelan dan menyayat, lagu ini menjadi bentuk ratapan sekaligus kritik sosial terhadap bagaimana orang tua atau hal-hal yang dianggap usang sering kali dilupakan begitu saja.
FAQs
Lagu ini menceritakan tentang kesedihan seseorang yang merasa tak lagi dihargai atau dibutuhkan, diibaratkan seperti kincir tua yang tidak lagi digunakan.
“Kincia tuo” dalam bahasa Minang berarti kincir tua, dan dalam lagu ini menjadi simbol dari sesuatu yang dulu berguna, namun kini dilupakan dan dibiarkan rusak.
Lagu ini ditulis oleh Eri Gumanti, seorang penulis lagu Minang yang dikenal dengan karya-karya bertema kehidupan dan budaya.
Lagu ini bergenre Remix Minang, menggabungkan nuansa musik tradisional Minangkabau dengan aransemen musik remix modern yang emosional.
Lagu ini dirilis pada 8 Januari 2025 oleh Minang Timur Production.