Kejora

“Kejora”—dirilis 3 Desember 2019 di bawah label Defbloc—adalah salah satu trek paling politis dari rapper independen Bandung, Rand Slam. Diproduseri oleh Jaydawn dan mengambil sampel “West Papua” milik George Telek, lagu ini menjelma menjadi seruan kemanusiaan bagi tanah Papua: menolak rasisme, eksploitasi, dan kekerasan negara. Dengan beat boom‑bap kelam dan chant Melanesia di intro/outro, Rand Slam menegaskan bahwa hip‑hop adalah wadah perlawanan dan solidaritas bagi rakyat tertindas.

Lirik Lagu Kejora

[Intro]
San i go daun, san i kamap
Na wari stap yet long West Papua
Hai tanahku Papua, termulia alam surga
Ol i laikim freedom
Freedom, long West Papua
Ol wantok bilong yumi

[Verse 1]
Di ujung timur yang katanya tanah tumpah darah
Bertumpuk mayat terlupa, di tanah tumpah darah
Sumpah serapah, iringi bunyi tembakan
Ke arah jiwa merdeka, ingin tuk sunyi senyapkan
Suara tangisan dari yang tertindas
Dalih pembebasan, tangan kakinya terikat
Hatinya diinjak sepatu laras tentara
Warisan yang indah sepatutnya tak terjajah
Dipaksa ikut arahan senjata
PEPERA direkayasa, direkam dalam sejarah
Kebohongan di atas kebohongan
Kesombongan dikala gerombolan
Pasukan barbarik mulai masuk dan berbaris
Hambur anak bedil, warga jatuh dan terbaring
Ratusan ribu nyawa ditimbun tak butuh peti
Selama penguasa puas tuk sambut upeti
Dan tak cukup penting kami di mata mereka
Selain emas perak, kami dianggap berbeda
Hanya karena rambut keriting, kulit hitam, ku ditikam
Bahkan puluhan tahun tak kau ijinkan kuli tinta
Tuk masuk dan saksikan beragam tipu kalian
Berpura himpun hadiah, tutupi isu rasial
Itulah sial yang kau lemparkan ke orang
Papua, kan ku balas demi bintang kejora

[Hook]
Freedom, freedom, long West Papua
Hai tanahku Papua, termulia alam surga
Kau tak akan ku lupa sampai saat ku menua
Freedom, freedom, long West Papua
Hai tanahku Papua, termulia alam surga
Kau tak akan ku lupa sampai saat ku menua

[Verse 2]
Lima puluh tahun berlalu arah tetap sama
Papua dihakimi tanpa tatap mata
Dianggap orang asing di negeri sendiri
Diganyang orang rasis di negeri sendiri
Sa ngeri sendiri liat aparat dan ormas
Panggil kami monyet, keparat tak bernorma
Ku arahkan omongan, kepada yang terhormat
Pemimpin mabuk harta, dan arakan oplosan
Pejabat bagi lahan ingin kita kecil hati
Persetan polisi yang kirim miras ke cilaki
Biar ku sirami, mukanya agar bagus
Sekalian barisan sok netral yang jarah lagu
Apuse, nadanya tuk garuda di dadaku
Hapus sejarah, engkau bukan saudaraku
Karena saudara, takkan curi lahan kami
Tak akan membunuh lantas cuci tangan kaki
Demi tambang jadinya kau suka menggantung
Nasib warga asli kau lilit luntang-lantung
Berpura jadi sahabat, nyatanya jadi penjajah
Mereka yang melawan kau nyatakan sebagai penjahat
Pernahkah kau pikirkan para warga yang
Bertahan, disingkirkan dari tanahnya
Kemana? saat ku inginkan sekolah
Dengarkan suara teriakan bintang kejora

[Hook]
Freedom, freedom, long West Papua
Hai tanahku Papua, termulia alam surga
Kau tak akan ku lupa sampai saat ku menua
Freedom, freedom, long West Papua
Hai tanahku Papua, termulia alam surga
Kau tak akan ku lupa sampai saat ku menua

[Outro]
San i go daun, san i kamap
Na wari stap yet long West Papua
Hai tanahku Papua, termulia alam surga
Kau tak akan ku lupa sampai saat ku menua

Deskripsi

Lirik “Kejora” terbagi dalam dua verse panjang yang memaparkan sejarah penindasan Papua—dari rekayasa PEPERA 1969, penjarahan sumber daya, hingga kekerasan rasial yang masih berlangsung. Rand Slam memosisikan dirinya sebagai “juru cerita” yang menyuarakan kesaksian korban:

  • Verse 1 berfokus pada masa lalu: manipulasi referendum, operasi militer, dan pembungkaman media. Simbol bintang kejora diakhiri sebagai janji bahwa perlawanan akan terus menyala.
  • Verse 2 melompat ke kondisi kontemporer: rasisme terang‑terangan (“panggil kami monyet”), politisi korup, hingga ironi lagu “Apuse” yang kerap dikomodifikasi tanpa memedulikan nasib rakyat Papua.

Hook berbahasa Tok Pisin (“Freedom, long West Papua”) memperkuat nuansa internasionalisme dan solidaritas Melanesia. Di sisi musikal, produksi Jaydawn memadukan drum kencang, bass gelap, serta potongan vokal tradisional yang dipitch‑shift, menciptakan atmosfer tegang namun penuh harapan.

FAQs

Apa makna “Kejora” di judul lagu?

Mengacu pada Bintang Kejora, simbol perjuangan kemerdekaan dan martabat rakyat Papua.

Apakah lagu ini dilarang?

Tidak resmi dilarang, tetapi liriknya kritis sehingga kerap dianggap sensitif—terutama dalam konteks isu HAM Papua.

Siapa produser & musisi pendukung?

Diproduseri Jaydawn, scratch & sampel oleh DJ Evil Cutz, mixing & mastering oleh Hamzah Kusbianto.

Apa pesan utama lagu?

Menuntut keadilan, kebebasan berekspresi, dan penghentian kekerasan rasial serta eksploitasi ekonomi di Papua.

Genre & ciri musik?

Hip‑hop boom‑bap politikal dengan elemen world‑music (chant Tok Pisin, sampel George Telek) dan lirik naratif panjang.

Latest Songs

You cannot copy content of this page