Ribak Otorita

Lagu “Ribak Otorita” oleh Pangalo! adalah sebuah karya yang mengeksplorasi isu-isu sosial dan lingkungan sekaligus menjadi suara perlawanan terhadap pembangunan dan eksploitasi sumber daya alam di sekitar Danau Toba di Sumatera. Dengan nada yang kuat dan lirik yang penuh semangat, lagu ini membangkitkan kesadaran atas pentingnya melestarikan budaya dan lingkungan alam, serta melawan korupsi dan penindasan yang melibatkan berbagai pihak.

Lirik Lagu Ribak Otorita

[Verse 1]
Kami telah bosan mendengar ocehan para tuan
Yang mengkhotbahkan perihal datangnya keadilan
Ditengah pasar ekonomi pembangunan
Ribuan aspal membentang meratakan perkampungan
Kami muak menjadi bidak yang diperbudak
Dibajak sampai otak dan dipalak
Kami batak siap menyalak, mengayuh kapak
Menolak menjual tambak kepada para tengkulak
Persetan agenda otorita pariwisata
Danau toba bukan milik negara dan pemerintah
Tanah ini tak punya raja, tak punya marga
Tetapi milik bersama dari opung dan debata
Kami tak butuh horja bius yang telah membius
Kemandirian hidup sejak dulu diberangus
Kami kan terus melawan segala bentuk penindasan
Akumulasi modal sampai mampus, sampai mampus

[Hook]
Emma tutu, Horas!
Emma tutu, Horas!
Emma tutu, Horas!
Emma tutu, Horas!, Horas!, Horas!

[Verse 2]
Tak bisa dibungkam, meskipun dihujam dengan palu godam
Rakyat yang memendam, amarah mempitam, kan lahirkan dendam
Hingga kami tikam kodam berubah makam
Lawan, kami haramkan limbah pakan aqua farm
Japfa dan TPL menyulap hutan menjadi saham
Di tengah malam kami bernazar
Menghantam tiran hingga titik darah penghabisan
Korporat l-knat, a-jing aparat, pejabat k-parat
Aliansi disusupi bodat, adat berkarat, para pengkhianat
Kebaratmu satu persatu kami sayat
Hingga memayat, dipenggal dibatu keramat
Generasimu tamat, kiamat, ya b-ngsat
ya haha b-ngsat, kiamat kau b-ngsat

[Hook]
Emma tutu, Horas!
Emma tutu, Horas!
Emma tutu, Horas!
Emma tutu, Horas!, Horas!, Horas!

Deskripsi

“Ribak Otorita” merupakan salah satu lagu dalam album “Hurje!: Maka Merapallah Zarathustra” yang dirilis pada tanggal 4 Desember 2018. Pangalo! membawakan lagu ini dengan penuh semangat, menggunakan musik dan lirik yang mengkritisi pembangunan yang merusak lingkungan serta mencoba menghadirkan pesan perlawanan. Lirik lagu ini mengecam perusahaan-perusahaan besar yang ikut serta dalam eksploitasi alam di sekitar Danau Toba dan menyerukan kesatuan dalam melawan penindasan.

FAQs

Apa yang menjadi latar belakang lagu “Ribak Otorita”?

Lagu “Ribak Otorita” oleh Pangalo! membahas isu-isu lingkungan dan sosial sekitar Danau Toba di Sumatera, khususnya terkait dengan pembangunan dan eksploitasi sumber daya alam.

Siapa atau apa yang dimaksud dengan “Ribak Otorita” dalam lagu ini?

“Ribak Otorita” kemungkinan merupakan istilah yang mengacu pada otoritas atau lembaga pemerintahan yang terlibat dalam pembangunan di sekitar Danau Toba.

Apa yang dimaksud dengan “Emma tutu, Horas!”?

Frasa ini merupakan seruan dalam bahasa Batak yang digunakan untuk mengungkapkan semangat dan perjuangan. “Horas” adalah kata dalam bahasa Batak yang menggambarkan semangat, kebahagiaan, atau keberuntungan.

Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh Pangalo! dalam lagu ini?

Pangalo! mengutuk pembangunan yang merusak lingkungan dan mencoba membangkitkan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya dan alam sekitar Danau Toba.

Bagaimana lirik lagu ini menggambarkan perlawanan?

Lirik lagu ini mengecam eksploitasi alam, menyerukan perlawanan, dan mengeksplorasi tema-tema perlawanan terhadap penindasan dan pembangunan merusak.

Bagaimana lagu “Ribak Otorita” menggambarkan perasaan dan pandangan masyarakat lokal?

Lagu ini mencerminkan perasaan dan pandangan masyarakat lokal yang mungkin merasa terpinggirkan dan tertindas oleh pembangunan dan eksploitasi di sekitar Danau Toba.

Dengan lirik yang penuh semangat dan nada yang kuat, “Ribak Otorita” adalah karya yang membangkitkan kesadaran dan semangat perlawanan dalam konteks permasalahan lingkungan dan sosial di Indonesia.

Latest Songs

You cannot copy content of this page