Pinjil

“Lagu ‘Pinjil’ dari Pangalo! yang dirilis pada 8 Juni 2022, adalah sebuah karya yang penuh dengan makna filosofis dan reflektif. Ditulis oleh Suparto Lumban Raja, lagu ini menggambarkan perjalanan hidup seseorang yang penuh tantangan dan pencarian jati diri. Dengan lirik yang mendalam dan musik yang mendukung, ‘Pinjil’ mengajak pendengarnya untuk merenungkan perjalanan hidup mereka sendiri.”

Lirik Lagu Pinjil

[Intro]
Mardalan ahu, inong sipareakan so adong alai tongtong do hulugahon
Marlojong ahu, among di dalam no holom mengalap ngolu na pinjil
He e e ee e e ee…
He e e ee e e ee…
Ulushon, alogo ulushon ahu dao habong nungnga hu ambolokon
Ulosi, hasian roha na ngalian paima mulak maradian
He e e ee e e ee…
He e e ee e e ee…

[Chorus]
Manogot tu botari da, inong (he ee)
Saonari tu marsogot da, among
Manogot tu botari da, inong (he e e ee)
Saonari tu marsogot da, among

[Rap Verse]
Sapata ni na lilu, mengkal-engkel las tarilu-ilu
Aut sugari boi ma solu menak di duru
Manortari asa uang tok be ulu
Dang suman mengalu-alu molo naung di pilit ho dalan ni ngolu
Ahu sisean na malua
Sian lobu ni akka poda-poda tua
Ahu gabe guru di rohaku
Tondi ni Pangalo! panurirang di dalanhu, palito di bornginhu
Piga na tarjou na gabe hasea
Akka na madabu, talu gabe sea?
Aha ma lapatan ni umpasa molo holan hata-hata
Dang tudos pangalahon ta
Lugahon ma solum dang pola marsantabi tu namboru
Lugahon ma solum dang pola marsantabi tu namboru
Lugahon ma solum dang pola marsantabi tu namboru
Lugahon ma solum dang pola marsantabi tu namboru

Terjemahan

[Intro]
Aku berjalan, bu tanpa tujuan tapi tetap kuperjuangkan
Aku berlari, pak pada jalan yang kelam menjemput hidup yang berbeda
He e e ee e e ee…
He e e ee e e ee…
Bawa aku, angin bawa aku ke tempat yang jauh sayap telah ku buang
Selimuti, sayang hati yang kedinginan sebelum berpulang, istirahat
He e e ee e e ee…
He e e ee e e ee…

[Chorus]
Pagi hingga senja, bu (he ee)
Kini hingga esok, pak
Pagi hingga senja, bu (he e e ee)
Kini hingga esok, pak

[Rap Verse]
Kutukan bagi orang yang tersesat, tertawa sembari berlinang air mata
Seandainya perahu ini bisa berlabuh
Menari-nari melepas pikiran yang gelisah
Tidak patut mengeluh bila sudah kau pilih jalan hidupmu
Aku murid yang terbebas
Dari kekangan petuah-petuah kuno
Aku menjadi guru pada diri sendiri
Jiwa pembangkang adalah nabi di jalanku, pelita di malamku
Berapa yang terpanggil dianggap layak
Mereka yang jatuh, kalah, tak bermakna?
Apa guna filosofi bila sekedar kata-kata
Tak selaras dengan aksi
Dayunglah perahumu tak perlu minta izin pada leluhur
Dayunglah perahumu tak perlu minta izin pada leluhur
Dayunglah perahumu tak perlu minta izin pada leluhur
Dayunglah perahumu tak perlu minta izin pada leluhur

Deskripsi

“Pinjil” adalah lagu yang penuh dengan metafora dan simbolisme, menggambarkan perjalanan hidup yang penuh liku dan pencarian makna sejati. Dalam intro, liriknya mengisahkan tentang seseorang yang berjalan tanpa tujuan namun tetap memperjuangkan hidupnya. Ini mencerminkan keteguhan dan semangat juang meskipun dalam kegelapan dan ketidakpastian.

Chorus lagu ini, yang menyebutkan “Pagi hingga senja, bu” dan “Kini hingga esok, pak,” menekankan perjalanan hidup yang berlangsung dari pagi hingga malam, dan dari sekarang hingga masa depan. Ini menggambarkan kesinambungan dan perjuangan yang tak pernah berakhir dalam kehidupan.

Bagian rap verse menambahkan dimensi yang lebih dalam dengan lirik yang berbicara tentang kutukan bagi orang yang tersesat, perjuangan melawan kegelisahan, dan pentingnya menjadi guru bagi diri sendiri. Liriknya juga menyentuh tentang pentingnya mengambil tindakan yang selaras dengan kata-kata dan filosofi hidup. Pesan kuat dari bagian ini adalah bahwa seseorang harus berani mengambil jalan hidup mereka sendiri tanpa harus selalu meminta izin atau mengikuti tradisi leluhur.

Secara keseluruhan, “Pinjil” adalah lagu yang mengajak pendengarnya untuk merenungkan perjalanan hidup mereka, menghadapi tantangan dengan keteguhan hati, dan menjadi penentu nasib mereka sendiri.