Prosa Solidarita

NOK37, singkatan dari No One Knows 37, adalah unit hip-hop yang dikenal sebagai pelopor subgenre Raw Rap di Indonesia. Musik mereka ditandai dengan sound yang kasar, lirik yang retorik, dan pesan-pesan subliminal yang sering kali menyentuh berbagai aspek kehidupan. “Prosa Solidarita” adalah salah satu lagu dari NOK37 yang mengangkat tema tentang keimanan, persatuan, dan toleransi antar manusia. Lagu ini tidak hanya memberikan pengalaman mendengarkan yang kuat, tetapi juga mengajak pendengarnya untuk merenungkan nilai-nilai spiritual dan sosial.

Lirik Lagu Prosa Solidarita

[Verse 1]
Manusia dengan potensi intelegensia dan mental emosional
Mengerucutkan pada dimensi yang lebih sakral titik spiritual
Tuhanlah yang maha Esa, pencipta semesta raya
Lutut bersujud menyembah
Implementasikan setiap akidah
Sebuah keimanan dengan wujud ibadah
Kita adalah jagat yang terkontrol
Untuk terus berada dalam orbit
Sebuah tulah jika bentala keluar jalur
Lintas kosmos radar dan sinyal
Kita anasir lumat persil arafah
Menjadi wajib memberi inisiatif rujukan
Di saat marka rotasi nya tak mampu lagi faktual
Kala ku tatap tolan berontak dari sistem orbit yang benar
Melangkah tak sesuai dengan norma-norma persahabatan yang sakral

[Hook]
Kau, aku tak segaris kenyakinan
Tapi bukankah kita wajib tuk ingatkan
Tak perlu angkat senjata, berkalung parang
Hidup dalam toleransi, jabat tangan berdampingan
Kau, aku, kalian tak segaris kenyakinan
Tapi bukankah kita wajib tuk ingatkan
Tak perlu angkat senjata, berkalung parang
Hidup dalam toleransi, jabat tangan berdampingan

[Verse 2]
Dalam hidup Tuhan tak perlu diperdebatkan
Tanpa pinggirkan ke-esaan dan ke-agungan
Tuhan selalu ada dalam nafsi setiap insan
Bersatu dalam hati mengalir di dalam raga
Bukankah hubungan manusia satu dengan yang lainnya
Dalam sebuah mahajana ini juga harus dijaga
Takzim bergandeng sejalan satu irama
Tak memandang setiap jengkal teritori perbedaan
Kenyakinan adalah hak asasi tak perlu dipaksakan
Jangan tertipu simpul seremoni khidmat persekawanan
Persatuan kini bermetafora hanya menjadi slogan
Hanya dalam tuturan tak pernah tulus berteman
Tak ada lagi hormat sejawat dalam tulus ikhlas
Hanya memikirkan ego tanpa dasar habluminannas

[Hook]
Kau, aku tak segaris kenyakinan
Tapi bukankah kita wajib tuk ingatkan
Tak perlu angkat senjata, berkalung parang
Hidup dalam toleransi, jabat tangan berdampingan
Kau, aku, kalian tak segaris kenyakinan
Tapi bukankah kita wajib tuk ingatkan
Tak perlu angkat senjata, berkalung parang
Hidup dalam toleransi, jabat tangan berdampingan

Deskripsi

Bait pertama dalam “Prosa Solidarita” menekankan potensi manusia dalam dimensi spiritual. Lirik seperti “Manusia dengan potensi intelegensia dan mental emosional” dan “Tuhanlah yang maha Esa, pencipta semesta raya” menekankan pentingnya pengakuan terhadap Tuhan dan penciptaan semesta. Sujud dan ibadah menjadi simbol keimanan yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari.

Lagu ini juga mengingatkan kita akan pentingnya berada dalam orbit yang benar, sebagai metafora untuk mengikuti jalan hidup yang benar sesuai dengan norma dan nilai spiritual. “Sebuah tulah jika bentala keluar jalur” menggambarkan konsekuensi dari penyimpangan dari jalur yang benar. Bait ini menekankan bahwa kita harus selalu mengingat dan mengikuti panduan spiritual dalam hidup.

Refrain dari lagu ini menyoroti pentingnya toleransi dan saling mengingatkan meskipun ada perbedaan keyakinan. “Kau, aku tak segaris kenyakinan, tapi bukankah kita wajib tuk ingatkan” menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan, kita tetap memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan dan hidup dalam toleransi. Pesan damai di sini sangat kuat, dengan ajakan untuk tidak mengangkat senjata atau berkonflik, melainkan untuk hidup berdampingan dengan damai.

Bait kedua memperdalam tema toleransi dan persatuan. Lirik “Dalam hidup Tuhan tak perlu diperdebatkan” menunjukkan bahwa kehadiran Tuhan adalah sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan, melainkan harus diakui dan dihormati. Hubungan antar manusia juga harus dijaga dengan baik, tanpa memandang perbedaan keyakinan dan teritori.

Bait ini juga mengkritik fenomena di mana persatuan hanya menjadi slogan tanpa praktik yang tulus. “Persatuan kini bermetafora hanya menjadi slogan, hanya dalam tuturan tak pernah tulus berteman” mencerminkan kenyataan bahwa banyak yang berbicara tentang persatuan tetapi tidak benar-benar mempraktikkannya. Lagu ini mengajak pendengarnya untuk menghormati satu sama lain dengan tulus dan menghindari egoisme yang merusak hubungan antar manusia.

Penutup

“Prosa Solidarita” oleh NOK37 adalah lagu yang kuat dengan pesan mendalam tentang keimanan, persatuan, dan toleransi. Melalui lirik yang penuh makna, NOK37 berhasil mengajak pendengarnya untuk merenungkan pentingnya hidup dalam harmoni meskipun ada perbedaan keyakinan. Lagu ini merupakan panggilan untuk mengedepankan toleransi, saling mengingatkan, dan menjaga persatuan dalam masyarakat.