Kleptokrasi

NOK37, atau No One Knows 37, adalah unit hip-hop yang terkenal dengan subgenre Raw Rap di Indonesia. Musik mereka dikenal dengan karakteristik sound yang kasar, lirik yang gelap, dan sering menyelipkan pesan-pesan subliminal. Lagu “Kleptokrasi” merupakan salah satu karya yang mengeksplorasi tema korupsi dan pengkhianatan melalui lirik-lirik yang tajam dan penuh kritik sosial.

Lirik Lagu Kleptokrasi

[Verse 1]
Kata-kata yang sama sumpah dengan kitab di atas kepala
Ketika stempel menodai folio bernama SK
Kala itu Soekarno Hatta yang bicara gagah di balik uniform bertabur lencana
Bangun jebakan siapkan semua kutukan serupa kompeni di medan laga
Magma bajakan lumpur tanpa batas sempadan
Tak ada lagi surga nampak wujud neraka
Dosa tak lebih dari mitos buatan
Hantam larangan singkirkan sumpah janji persetan
Setan iblis bayaran, lintah darat penghisap
Darah tanah jarahan, timah panas surga bajakan
Bantah firman Tuhan bersabda kala senja mulai tenggelam
Saat Izroil bertahta di atas semua nyawa
Tinggalah prasasti di atas pusara, mati berkalung dusta

[Chorus]
Kleptokrasi kabinet sesat tersusun rapi
Terjebak jargon surga neraka menunggu mati
Berbagi dosa angkat sumpah terbunuh pasti
Sindikasi basi bumi langit menagih janji

[Verse 2]
Sumpah hanya kutukan Iman kedok bualan
Agama diperkosa ludahi semua dosa
Saat melawan pastikan terkubur tanah
Otak kepala menutupi luka penuh nanah
Menjamah bangkai merajam duri
Haram bertoleransi setara Zombie lapar tak terkendali
Menutup mata pertebal muka relasi berbicara
Membagi-bagi dusta panas api naraka
Terpikirkan binasa melubangi kening
Lidah tak berbicara terselimut hening
Sosok tegak menunggu di depan lubang pintu
Cercaan berserapah sesal menjadi sampah
Tak ada yang perlu dilakukan
Tali tersimpul tak pernah harapkan perubahan
Terpendam siksa menunggu rapor penuh merah
Malu mengaku kalah angkat tangan menyerah

[Chorus]
Kleptokrasi kabinet sesat tersusun rapi
Terjebak jargon surga neraka menunggu mati
Berbagi dosa angkat sumpah terbunuh pasti
Sindikasi basi bumi langit menagih janji

Deskripsi

Bait pertama dalam lagu “Kleptokrasi” menggambarkan bagaimana sumpah dan janji politik sering kali hanya menjadi formalitas tanpa makna. Lirik “Kata-kata yang sama sumpah dengan kitab di atas kepala, Ketika stempel menodai folio bernama SK” menunjukkan betapa sumpah dan janji ini dengan mudah dilanggar begitu kekuasaan diperoleh. Referensi kepada Soekarno dan Hatta serta konotasi sejarah memberikan konteks bagaimana janji-janji masa lalu sering dikhianati.

Lirik ini juga menggambarkan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dengan metafora kuat seperti “Bangun jebakan siapkan semua kutukan serupa kompeni di medan laga” dan “Dosa tak lebih dari mitos buatan”. Ini menegaskan betapa buruknya kondisi yang disebabkan oleh para pemimpin yang korup, menggambarkan mereka sebagai setan dan iblis bayaran yang menghisap darah tanah jarahan.

Refrain dalam lagu ini mengkritik kabinet yang korup dengan menyebutnya sebagai “Kleptokrasi kabinet sesat tersusun rapi”. Lirik “Terjebak jargon surga neraka menunggu mati” menunjukkan bagaimana jargon-jargon agama dan moral digunakan untuk menipu dan menutupi tindakan korupsi. Sindiran bahwa dosa dibagi dan sumpah dilanggar dengan pasti memperlihatkan betapa buruknya situasi ini, dengan bumi dan langit menuntut janji-janji yang tidak pernah ditepati.

Bait kedua melanjutkan kritik terhadap kemunafikan dan korupsi yang merajalela. Lirik “Sumpah hanya kutukan Iman kedok bualan, Agama diperkosa ludahi semua dosa” menggambarkan bagaimana agama dan iman digunakan sebagai kedok untuk menutupi tindakan buruk. Ketika melawan sistem korup, individu dihadapkan pada ancaman dan kekerasan, seperti yang digambarkan dalam “Saat melawan pastikan terkubur tanah, Otak kepala menutupi luka penuh nanah”.

Korupsi yang sudah meresap ke dalam masyarakat digambarkan dengan lirik “Menutup mata pertebal muka relasi berbicara, Membagi-bagi dusta panas api naraka”. Metafora zombie lapar menunjukkan betapa rakusnya para koruptor yang tidak terkendali. Akhir bait ini mencerminkan keputusasaan dan penyesalan yang muncul terlambat, dengan lirik “Tak ada yang perlu dilakukan, Tali tersimpul tak pernah harapkan perubahan”.

Penutup

“Kleptokrasi” oleh NOK37 adalah kritik tajam terhadap korupsi dan kemunafikan yang merusak tatanan sosial dan moral. Dengan lirik yang kuat dan penuh makna, lagu ini menggambarkan situasi suram di mana janji dan sumpah hanya menjadi kata-kata kosong, sementara tindakan korup dan tidak bermoral merajalela. Melalui musik dan lirik mereka, NOK37 mengajak pendengar untuk merenungkan dan mengkritik kondisi masyarakat yang dipenuhi oleh kleptokrasi dan ketidakadilan.