Lagu ‘Angkara’ oleh NOK37 menghadirkan suara perlawanan yang kuat terhadap ketidakadilan dan penindasan. Dengan lirik-lirik yang penuh amarah dan semangat, lagu ini menggambarkan keberanian untuk menentang rezim yang korup dan serakah.
Lirik Lagu Angkara
[Verse 1]
Kembali menulis kata sumpah serapah
Tegakkan keadilan yang sudah lama menjadi sampah
Sedikit angkara ini kutitipkan untuk kalian
Pejuang yang penuh amarah
Yang selalu berteriak lantang dan keras
Menggelegar ke semua penjuru arah
Pejuang bagi keadilan umat yang tertindas penguasa serakah
Penguasa menindas hidup rakyat jelata
Kau gunakan senapan untuk menjaga
Teritori kuasa istana raja durhaka
Tunduk kami tertindas, diam bukan mengalah
Satukan kekuatan menjadi energi kemarahan
Lalu bangkit pukul mundur semua penindasan
Ketika kami bersatu panzer dan peluru kendali kami kalahkan
Untuk apa kau tetap bertahan di sana
Di balik mewahnya mahkota maya
[Hook]
Kutitipkan angkara, kutitipkan angkara
Genggamlah semua marah lalu bakar jadikan bara
Jangan pernah menyerah, jangan pernah menyerah
Tetap genggam selamanya, tetap jaga jangan padamkan bara
[Verse 2]
Bentuk formasi barisan, blokade benteng pertahanan
Menjadi martir pertama, anti peluru senapan penguasa
Kala kepalkan tangan, kavaleri musuh pun hancur tercerai
Penguasa angkuh durhaka hancur bersama
Mahkotamu hina, kevlar baja terberai
Ambisi terkubur lalu terurai
Bersemayam bersama ribuan sampah
Ini bukan sebuah kisah tapi serapah
Seratus kata dalam satu suara
Kata yang sama saat berteriak “kita merdeka”
Tak ada lagi manusia yang diinjak harkatnya
Martabat manusia kembali ke hakikinya
Ini rima martil penghancur
Mimpi orang yang ingin berkuasa sampai mati
Yang ingin berkuasa di dunia
Tangan besi takkan pernah abadi
[Hook]
Kutitipkan angkara, kutitipkan angkara
Genggamlah semua marah lalu bakar jadikan bara
Jangan pernah menyerah, jangan pernah menyerah
Tetap genggam selamanya, tetap jaga jangan padamkan bara
Deskripsi
Dalam ‘Angkara’, NOK37 mengekspresikan kemarahan dan kekesalan terhadap penguasa yang menindas rakyat jelata. Lirik-lirik seperti ‘Kembali menulis kata sumpah serapah, Tegakkan keadilan yang sudah lama menjadi sampah’ menggambarkan tekad untuk mengembalikan keadilan yang telah lama terabaikan.
Mereka menyuarakan panggilan untuk persatuan dalam perlawanan, dengan lirik ‘Satukan kekuatan menjadi energi kemarahan, Lalu bangkit pukul mundur semua penindasan’. Pemakaian metafora seperti ‘panzer dan peluru kendali’ mencitrakan kekuatan dalam melawan penindasan dengan cara yang tegas dan berani.
Hook lagu ini, ‘Kutitipkan angkara, genggamlah semua marah lalu bakar jadikan bara’, menekankan pentingnya menjaga semangat perlawanan terhadap segala bentuk ketidakadilan. Ini bukan hanya panggilan untuk bertindak, tetapi juga untuk memelihara api semangat perlawanan dalam diri setiap individu.
Dengan kekuatan kata-kata yang tajam dan puitis, ‘Angkara’ bukan hanya sebuah lagu, tetapi juga sebuah manifesto untuk perubahan dan keadilan. Lagu ini mengingatkan pendengar akan pentingnya tidak pernah menyerah dalam menghadapi tirani dan penindasan, serta untuk selalu mempertahankan martabat dan hak asasi manusia.