Dalam rangka memperingati 50 tahun kelahiran hip hop secara global, Morgue Vanguard dan Doyz merilis single bertajuk “Rock The Bells” pada 11 Agustus 2023. Lagu ini bukan sekadar rilisan biasa, melainkan sebuah surat cinta musikal untuk para pionir hip hop seperti DJ Kool Herc, Afrika Bambaataa, Grandmaster Flash, hingga LL Cool J—sekaligus menjadi bentuk penghormatan terhadap kultur yang membesarkan mereka. Diproduseri sendiri oleh Morgue Vanguard, dilengkapi scratches dari DJ Evil Cutz, serta gang vocals oleh Junta Titimangsa Hardcore Posse, lagu ini dirilis melalui label independen Grimloc Records. Selain menjadi penanda tonggak sejarah hip hop dunia, “Rock The Bells” juga menjadi teaser dari mini album terbaru Morgue Vanguard dan Doyz, setelah sebelumnya merilis “Demi Masa” di tahun 2019.
Lirik Lagu Rock The Bells
[Verse 1]
Di penghujung perang dingin dan operasi Contra Iran
Geladak epidemi lalu lintas kokain Reagan
Ajian titan yang lahir dari titian
Kemiskinan, pemiskinan dan miskin pilihan
Setengah abad lahirkan, bara verbal tasbihan
Bergenerasi pembangkang bersenjata kultur tandingan
Yang memulai percikan dari kejangnya tarian
Dari rahim kemuakan yang menyebrangi lautan
Rautan breaks dari rusun seorang imigran Jamaican
Lima dekade kemudian hasilkan
Bebunyian dan bunian faksi kontra-dominasi
Bervisi kerusuhan yang diramal album O’Shea
Pastikan frekuensi steril dari kumuran
MC dan hegemoni dari mall hingga kuburan
Provokasi pitam macam menggrafitti Akmil
Dan stiker setan tanah di lukisan Ridwan Kamil
Drop bombs lisan hingga tertulis pada nisan
Kumandangkan peringatan semacam bingkisan
Titisan Unabomb yang sulit kalian lupakan
Semacam hitungan K-Dot pada bait Big Sean
MCMV dalam misi dengan Doyz demolisi
Rima basi beramunisi bait diksi terprediksi
Bak formulasi acara realitas polisi
Adiksi mikrofon macam Rakim punya tradisi
Massif gandakan sel semodel bandar togel
Dalam intaian intel paralel tembang Rockwell
Buckwild apostel dengan bars ribuan barel
Di depan illuminati dengan mata tercongkel, rock the bells!
[Hook]
Gemuruh berpembuluh rotasi baja pelumpuh (rock the bells)
Beliung windmill, aroma aerosol pada hulu zaman bersuluh (rock the bells)
Dari rahim Sedgwick 1520 biakkan perusuh (rock the bells)
Pusaran cakram plastik sehitam langit meruntuh (rock the bells)
[Verse 2]
Separuh penerangan mengorbit dari kegelapan
Gaduh blackout 77 meja putar jarahan
Genta pelepas gembok kawanan
Pesta blok dadakan menjelma di tiap-tiap tikungan
Makar bongkar lantai disko di klab elit
Bakar sangkar rantai inferno mazhab monolit
Lingkar transport arus lalu lintas Koka
Berakar dari plot aparatus pelibas Nikaragua
Fatal Crack epidemik tuliskan kronik
Kawal Breaks dengan tarian akrobatik
Dipandu MC selekta tarung dalam sonik
Sefardhu Nancy sebar retorik Reaganomics
Bersanding getir kaum kumuh di kampung NYC
Bertanding petir mural merusuh dengan bom graffiti
Sabda dalam gerakan kru Rocksteady
Gelora punk rock diinfus rap ala Beastie
Tsunami tari kejang bergulung hingga Jawa
Di era Tangsi ABRI bersarang di istana
Pelepas dahaga segala fatamorgana
Bergegas anak muda breaking di jantung Jakarta
Sebagian melipir demi menjajal
Tulisan diukir ekspresi pikir imortal
Mengobar onar daftar pustaka Rakim
Sebelum era PC jangkrik dan disket Verbati
Takzim ayat BDP kultur organik
Lazim konsumsi LP kultus klasik
Jelajah kata tak tanggung sedalam intima
Lanjut menjarah panggung berkalam rima
Lewati musim bak Boreas dan Zefiros
Menjelma jadi hurikan peretas rotasi poros
Masih dengan MV penetrasi tebar sabda laksana gospel
Lanjut tradisi LL, yo, Rock the bells!
[Hook]
Gemuruh berpembuluh rotasi baja pelumpuh (rock the bells)
Beliung windmill, aroma aerosol pada hulu zaman bersuluh (rock the bells)
Dari rahim Sedgwick 1520 biakkan perusuh (rock the bells)
Pusaran cakram plastik sehitam langit meruntuh (rock the bells)
Deskripsi
“Rock The Bells” bukan hanya lagu, melainkan manifesto sejarah dan ideologi hip hop yang dituangkan dalam bentuk rima padat, penuh referensi, dan berlapis makna. Pada verse pertama, Morgue Vanguard memaparkan narasi sosial-politik dari era perang dingin, epidemi kokain, hingga kebangkitan hip hop di antara komunitas termarginalkan di Amerika. Ia merajut sejarah panjang ini dengan metafora tajam dan diksi berat, menciptakan atmosfer keras namun penuh perlawanan. Setiap baitnya seperti catatan kaki bagi sejarah tandingan yang tak diajarkan di buku pelajaran.
Hook lagu ini pun bukan sekadar pengulangan, melainkan mantra penghormatan terhadap gerakan hip hop yang berakar dari jalanan—dari 1520 Sedgwick Avenue di Bronx hingga pusaran cakram turntable yang membelah langit budaya arus utama. Dengan baris-baris seperti “gemuruh berpembuluh rotasi baja pelumpuh,” lagu ini menegaskan bahwa hip hop bukan hanya musik, melainkan alat perlawanan budaya.
Pada verse kedua, Doyz melanjutkan narasi dengan gaya khasnya yang tenang namun tajam. Ia menyusuri asal-usul hip hop lewat peristiwa seperti blackout NYC 1977, menyentuh soal Reaganomics, epidemi crack, hingga tarian dan graffiti sebagai ekspresi rakyat. Di sinilah Doyz menegaskan bahwa hip hop di Indonesia pun memiliki riwayat perlawanan, dari Jakarta hingga ke ruang-ruang ekspresi di masa otoritarianisme. Liriknya mengalir bagai puisi sejarah, menghubungkan Bronx dan Jakarta dalam satu benang merah perjuangan.
“Rock The Bells” bukan sekadar nostalgia atau perayaan—ini adalah karya literasi musikal, semacam dokumenter audio yang memperingati masa lalu dan menegaskan posisi hip hop sebagai kekuatan budaya yang hidup, berbahaya, dan terus tumbuh.
FAQs
Lagu ini adalah bentuk penghormatan kepada sejarah dan tokoh penting dalam budaya hip hop dunia, serta perayaan 50 tahun genre ini sejak kelahirannya di Bronx.
Lagu ini ditulis oleh Morgue Vanguard & Doyz, diproduksi oleh Morgue Vanguard, dengan scratches oleh DJ Evil Cutz, dan gang vocals oleh Junta Titimangsa Hardcore Posse.
Karena tanggal tersebut menandai ulang tahun ke-50 hip hop, bertepatan dengan pesta blok pertama DJ Kool Herc di Bronx pada 11 Agustus 1973.
“Rock The Bells” menggabungkan unsur boom bap klasik, scratches old school, serta gaya liris yang penuh referensi sejarah, khas karya Morgue Vanguard.
Ya, lagu ini menjadi teaser untuk mini album terbaru Morgue Vanguard dan Doyz, yang direncanakan rilis setelah karya kolaboratif mereka sebelumnya, “Demi Masa”.