Makrifat Jiwa

Lirik lagu “Makrifat Jiwa” karya Pensil Langit menghadirkan perenungan mendalam tentang perjalanan batin manusia dalam mencari ketenangan, makna hidup, dan kedekatan dengan Tuhan. Dengan balutan lirik puitis dan nuansa spiritual yang kuat, lagu ini menjadi ruang sunyi bagi pendengar untuk berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta. “Makrifat Jiwa” tidak sekadar lagu, tetapi refleksi tentang luka yang tersembunyi, doa yang tak terucap, serta keyakinan yang tetap bertahan di tengah kesunyian dunia.

Lirik Lagu Makrifat Jiwa

[Intro]
Dalam sunyi ku duduk sendiri
Hati bertanya, langit menjawab

[Verse 1]
Pernah ku lari, dari bayang sendiri
Pernah ku jatuh, tak bangkit sehari
Dunia tak diam, tapi jiwaku sunyi
Ku jerit dalam diam, Tuhan yang mengerti

[Chorus]
Bila malam terlalu diam
Ku sandarkan jiwa pada-Nya
Tak semua luka berdarah
Ada yang berdarah dalam doa
Tuhan, dengarlah suara dalam batin
Bila dunia tutup mata
Ku tetap percaya pada-Mu

[Verse 2]
Ku celik dalam mimpi, jasad tidur tapi rohku lari
Bertanya makna sunyi yang tak mampu dijawab hari
Dunia ini layar hayat, skrip ditulis sebelum lahir
Yang jujur selalu tertekan, yang palsu dipuja lahir
Cermin pecah tujuh kali, nasib masih tak berubah
Ilmu jadi perisai, tapi hati tetap parah
Bumi makin tua, langit semakin luka
Aku bukan cari syurga, cuma ingin reda yang nyata
Sepi bukan musuh, cuma guru yang tak bersuara
Tulis kitab dari luka, hurufnya dari air mata
Tak perlu tepukan, bukan semua juara bersorak
Kadang diam itu doa, walau bibir tak bergerak

[Chorus]
Bila malam terlalu diam
Ku sandarkan jiwa pada-Nya
Tak semua luka berdarah
Ada yang berdarah dalam doa
Tuhan, dengarlah suara dalam batin
Bila dunia tutup mata
Ku tetap percaya pada-Mu

[Bridge]
Hamba berserah, ya Rabbul Izzati
Biar susah, asal Kau di sisi
Redha bukan pasrah
Tapi percaya, Kau takkan sia-siakan air mata

[Outro]
Bila dunia tak dengar tangisan, langit tetap jadi saksi
Bila manusia lupa aku, Tuhan tetap tak pernah pergi
Tuhan, peganglah aku dalam kabut
Bila arah hilang dalam debu, aku tetap berpaut pada-Mu

Deskripsi

Lirik Makrifat Jiwa menyoroti konflik batin manusia yang tampak kuat di luar, namun rapuh di dalam. Pada bait awal, Pensil Langit menggambarkan kesendirian sebagai ruang kontemplasi, tempat hati bertanya dan langit menjawab. Sunyi bukan digambarkan sebagai kelemahan, melainkan sebagai jalan untuk mengenal diri dan Tuhan secara lebih dalam.

Bagian chorus menegaskan pesan utama lagu ini: tidak semua luka terlihat atau berdarah secara fisik. Ada luka yang hanya dapat disampaikan melalui doa dan penghambaan. Ketika dunia menutup mata dan tak lagi peduli, Tuhan menjadi satu-satunya tempat bersandar. Inilah makna makrifat—pengenalan spiritual yang lahir dari kepasrahan dan kejujuran hati.

Pada verse selanjutnya, lirik mengkritik realitas dunia yang sering memuja kepalsuan dan menekan kejujuran. Sepi dihadirkan sebagai guru yang diam, namun penuh hikmah. Lagu ini juga menegaskan bahwa iman tidak selalu hadir dalam bentuk lantang, tetapi sering tumbuh dalam keheningan, air mata, dan doa yang lirih.

Secara keseluruhan, Makrifat Jiwa adalah lagu spiritual yang mengajak pendengar untuk memahami bahwa kedekatan dengan Tuhan tidak selalu ditemukan dalam keramaian ibadah formal, melainkan dalam kesadaran batin, kerendahan hati, dan keikhlasan menerima takdir. Lagu ini relevan bagi siapa pun yang pernah merasa lelah, tersesat, atau tak didengar, namun tetap ingin percaya dan berpaut pada-Nya.

Banner

Seedbacklink affiliate

You cannot copy content of this page