“Kalkulasi Berkat” adalah lagu hip-hop penuh makna dari kolaborasi tiga nama besar dalam musik Indonesia: Laze, Mardial, dan Kay Oscar. Dirilis pada 18 Juli 2025, lagu ini menyuarakan realitas kehidupan anak muda urban, penuh tekanan ekonomi, pertanyaan soal keberuntungan, dan usaha untuk tetap bersyukur di tengah keterbatasan. Liriknya kuat, reflektif, dan menyentuh sisi spiritual secara modern.
Lirik Lagu Kalkulasi Berkat
[Verse 1: Laze]
Just to count my blessing butuh akuntan
Biarpun belum punya mobil rumah yang ala sultan
Cuma bisa ngadu ke Tuhan yang jadi konsultan
I know life is not easy, jauhin dari kesulitan
Dreams are made in Pasar Minggu, waktu SMA
Drips are made in Pasar Senen, waktu kuliah
Kuliat temen yang lebih kaya tapi beda strugglenya
Kalau gue finansialnya, dia beda sialnya
Just to count my blessing butuh ahli sempoa
Biarpun hal yang gue pengen belum kebeli semua
Dulu naik bis ngetem, liat yang nyetir sedan segan
Lulus kampus beli Benz mobil pertama biar second
Hasil keringat sendiri, gak ada yang ngelapin
When it’s your time to shine, jangan mau digelapin
Bak uang rakyat, sekarang nunggu invoice cair kayak es Krim
Sepanjang hayat aspirasi Dharmawangsa dreams, Laze
[Chorus: Kay Oscar]
Count it up, count it now
Rumus apalagi yang kau gunakan?
Hidup siapa lagi yang kau bandingkan?
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Bawa semua berkat ke teller bank
Dia bakal hitung sampai teler bang
Dan sadar ini bukan hanya tentang uang, uang
[Verse 2: Laze]
Shout out yang tinggal di gang sempit
Tapi yakin rejeki luas dan pikiran nggak terhimpit
Gua bukan orang yang bakal bilang ini tentang mindset
Privilege itu nyata tapi keyakinan juga aset
Just to count our blessings butuh kalkulator
Biarpun harta kita masih gak sebanyak koruptor
What the f-ck is quadrillion?
Cukup lah buat ngasih semua warga paviliun
Just to count our blessings rasanya berat
Terutama kalau duit tinggal seribu perak
Katanya sabar, harta nggak dibawa ke akhirat
Yang ngomong turun dari mimbar pulang di jemput Alphard
Just to count our blessings emang susah diukur
Karena kita cuma manusia bukan mesin tuk bersyukur
Rasa iri wajar, banyak nikmat kurang ajar
Yang dengar lagu ini semoga rejekinya lancar
[Chorus: Kay Oscar]
Count it up, count it now
Rumus apalagi yang kau gunakan?
Hidup siapa lagi yang kau bandingkan?
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Bawa semua berkat ke teller bank
Dia bakal hitung sampai teler bang
Dan sadar ini bukan hanya tentang uang, uang
Deskripsi
Lagu “Kalkulasi Berkat” menyoroti perjuangan hidup dan keinginan untuk tetap bersyukur meski kenyataan tidak selalu berpihak. Pada verse pertama, Laze menggambarkan betapa sulitnya menghitung nikmat hidup tanpa ukuran pasti, bahkan ia menyindir bahwa menghitung berkat butuh “akuntan” atau “ahli sempoa.” Ia membandingkan latar hidupnya dengan orang lain, bukan untuk iri, tapi untuk menyadari bahwa setiap orang punya perjuangan masing-masing.
Di bagian chorus, Kay Oscar menyuarakan pertanyaan yang menggelitik: “Rumus apalagi yang kau gunakan?” Ini sindiran terhadap kebiasaan membandingkan hidup sendiri dengan orang lain, padahal setiap orang punya jalan masing-masing. Ia juga mengajak untuk melihat bahwa berkat bukan hanya uang.
Verse kedua Laze semakin tajam, mengangkat isu privilege, kritik sosial, dan ketimpangan ekonomi, sambil menegaskan pentingnya keyakinan dan kerja keras. Ada sindiran halus terhadap mereka yang hidup mewah sambil menyampaikan ceramah, memperlihatkan kontras antara kata dan tindakan.
Secara musikal, produksi Mardial membuat lagu ini terdengar dinamis dan segar. Beat yang kuat berpadu dengan flow lirik yang padat, menjadikan lagu ini bukan hanya enak didengar, tapi juga penuh konten reflektif.
FAQs
Lagu ini mengajak pendengar untuk merenungi nikmat hidup yang sering kali tak terlihat, serta mengkritisi kebiasaan membandingkan hidup dengan orang lain.
Lagu ini ditulis oleh Laze dan Kay Oscar, serta diproduksi oleh Mardial.
Lagu ini bergenre hip-hop/rap dengan sentuhan musik urban yang kental dan penuh lirik reflektif.
Lagu ini dirilis pada 18 Juli 2025.
Pesan utamanya adalah agar kita lebih sadar dan bersyukur atas berkat dalam hidup, meskipun ukurannya tidak selalu berupa uang atau materi.