Lagu Ndugal Kawarisan dari Kajawi merupakan karya Hip Hop Jawa yang mengangkat kisah para satria dalam epos Mahabharata, khususnya tokoh Ontoseno dan Wisanggeni. Keduanya digambarkan sebagai satria tanpa tanding, memiliki kesaktian luar biasa, sekaligus simbol keberanian, kesetiaan, dan pengabdian pada kebenaran. Dengan aransemen modern, Kajawi berhasil menghidupkan kembali nilai-nilai budaya Jawa melalui musik yang relevan bagi generasi sekarang.
Lirik Lagu Ndugal Kawarisan
[Intro]
Hu hu hu hu hu
Hu hu hu hu hu
[Chorus]
Satrio tanpo tanding, masio rodok mbeling
Tansah eling marang ingkang peparing
Sekti tanpo gaman, kondang tanpo guneman
Tansah karan ndugal kawarisan
[Verse 1]
Ontoseno putro Werkudoro
Putune dewo Batoro Baruno
Lahir soko ibu, namine Urangayu
Satrio lugu kang tansah mituhu
Ontoseno saking Sapto Pratolo
Duwe kasekten kang kebal pusoko
Iso miber, ambles bumi, lan ing tirto
Tansah pinaringan kanugrahaning Jawoto
[Verse 2]
Wisanggeni, putro Raden Janoko
Ibu widodari, Dewi Dersonolo
Piyantune alit omongane rodok nylekit
Satrio pinter, tumindake bener
Wisanggeni ora duwe roso wedi
Wedi marang sopo wae sing bakal ngalangi
Laku sejati kang melu handarbeni
Tansah ngabekti mring kersaning Gusti
[Chorus]
Satrio tanpo tanding, masio rodok mbeling
Tansah eling marang ingkang peparing
Sekti tanpo gaman, kondang tanpo guneman
Tansah karan ndugal kawarisan
[Interlude]
Bumi gonjang ganjing
Langit kelap-kelip
Katon lir kincanging alis
Risang maweh gandrung
[Verse 3]
Kocap kacarito wayah brotoyudo
Wisanggeni Ontoseno wajib mbelo projo
Kudu gelem dadi, tumbale Pandowo
Mukti memayu hayuning bawono
Tanpo mikir dowo, oncat nyang khayangan
Nemoni Hyang Wenang, pingin kaleksanan
Menange pandowo, ra biso ditowo
Masio bakal pecat, nyowo lan ludiro
[Chorus]
Satrio tanpo tanding, masio rodok mbeling
Tansah eling marang ingkang peparing
Sekti tanpo gaman, kondang tanpo guneman
Tansah karan ndugal kawarisan
Satrio tanpo tanding, masio rodok mbeling
Tansah eling marang ingkang peparing
Sekti tanpo gaman, kondang tanpo guneman
Tansah karan ndugal kawarisan
Deskripsi
Secara lirik, Ndugal Kawarisan menceritakan dua tokoh penting dalam pewayangan: Ontoseno, putra Werkudoro yang sakti tanpa tanding, serta Wisanggeni, putra Arjuna yang berani, jujur, dan tidak mengenal rasa takut.
Chorus lagu menekankan konsep “satrio tanpo tanding” yang meskipun kadang dianggap “mbeling” (nakal atau nyentrik), tetap setia pada nilai luhur dan selalu eling marang Gusti. Kisah mereka mengandung pesan bahwa kekuatan sejati tidak semata-mata dari senjata, melainkan dari ketulusan hati, keberanian, dan pengabdian.
Di bagian akhir, diceritakan pengorbanan Ontoseno dan Wisanggeni dalam pertempuran Baratayuda. Mereka rela menjadi tumbal demi kemenangan Pandawa, simbol bahwa kesetiaan dan pengorbanan adalah bagian penting dari perjuangan menuju kebenaran.
Lagu ini tidak hanya memperkenalkan kisah wayang, tetapi juga mengajarkan nilai moral dan spiritual bagi pendengarnya.
FAQs
Lagu ini mengangkat nilai kesetiaan, keberanian, serta pengorbanan Ontoseno dan Wisanggeni dalam perjuangan Pandawa di Baratayuda.
Tokoh utama adalah Ontoseno (putra Werkudoro) dan Wisanggeni (putra Arjuna) yang dikenal sebagai satria sakti tanpa tanding.
Istilah ini menggambarkan satria yang memiliki kesaktian luar biasa, keberanian sejati, dan keutamaan moral yang tidak bisa ditandingi.
Lagu Ndugal Kawarisan ditulis oleh Andry Arista Ramadona dan diproduksi oleh Artblenk Music.
Karena lagu ini melestarikan kisah pewayangan yang sarat filosofi dan menghadirkannya dalam format Hip Hop Jawa sehingga bisa dinikmati generasi muda.