Bharatayuda adalah salah satu lagu karya Kajawi yang mengangkat kisah legendaris perang besar antara Pandawa dan Kurawa di tanah Kurusetra. Dengan balutan musik Hip Hop Jawa, lagu ini memadukan kekuatan tradisi dan gaya modern sehingga mampu menghadirkan cerita klasik Mahabharata dalam nuansa yang segar, penuh semangat, dan sarat makna.
Lirik Lagu Bharatayuda
[Intro]
Maju, maju, maju pasukane diserbu
Mundur ojo mundur timbang kalah dadi ajur
Bedil disiapne, ora lali pelurune
Poro prajurit eling karo kridhane
[Verse 1]
Terompet disebul tondo perang kawiwitan
Jendral Bismo siap siogo atur pasukan
Kurupati walang kerik mripate mendelik
Aswotomo ngelus akik ngombe jowo sithik
Kresno medar kaweruh bab bhegawadgito
Arjuno ngangkat gendewo pasukan siogo
Puntodewo ndungo mateg aji mring Kuoso
Brotoseno siap-siap tangan nggegem godo
[Verse 2]
Dino kasepuluh ing perang gedhe iki
Jendral Bismo gugur dijemparing Srikandi
Mergo sumpah sekti Dewi Ambo sing nyawiji
Durno sing ngganteni, dadi senopati
Dino kaping limolas, Begawan Durno sedo
Sumpahing Drupodo manjing Drestojumeno
Aswotomo nesu pisuhe sak alu-alu
Ucap sumpah bales dendam bakal luwih jeru
[Chorus]
Brotoyudo, kridaning poro satrio
Brotoyudo, dadi garising jawoto
Bhrotoyudo, ngunduh tetanduran olo
Bhrotoyudo, dadi pangeling manungso
[Verse 3]
Mlebu dino telulas, Joyodroto panas
Duwe aji pamungkas, Pendowo dilibas
Abimanyu lelayu, banjur gerak maju
Gugur wanci perang, rogo kebak peluru
Arjuno ora trimo, banjur ucap sabdo
Sri Kresno tumindak, pungkas Raden Joyodroto
Malem nembelas Kurowo ngumbar angkoro
Gugur Gatotkoco ing Kuntone Basukarno
[Verse 4]
Dino kaping pitulas, karno tanding arane
Gugur ing palagan musuh Janoko adine
Dursasono, Durmogati, Citrakso, Sengkuni
Kabeh podo mati lawan prio Jodhipati
Pungkasane yudho, menang dadi cerito
Prabu Salyo ninggal, ketombak Yudhistiro
Duryudono gugur, kegodo Werkudoro
Akhir ceritane, dadi tentrem jagade
[Chorus]
Brotoyudo, kridaning poro satrio
Brotoyudo, dadi garising jawoto
Bhrotoyudo, ngunduh tetanduran olo
Bhrotoyudo, dadi pangeling manungso
[Outro]
Ing Kurusetro, wis dadi seksi nyoto
Wutahing ludiro, tumpes bolo kurowo
Bharotoyudo joyo binangun
Perange wis sirno, wancine podho mbangun
Deskripsi
Lirik Bharatayuda menggambarkan detail jalannya perang besar antara Pandawa dan Kurawa. Bagian awal lagu menekankan suasana tegang ketika pasukan bersiap di medan perang, lengkap dengan terompet, senjata, dan strategi dari masing-masing pihak.
Di setiap baitnya, lagu ini merekam tragedi demi tragedi yang terjadi: gugurnya Bhisma di tangan Srikandi, kematian Durna karena sumpah Drupada, hingga kejatuhan tokoh-tokoh besar seperti Abimanyu, Gatotkaca, Karna, hingga Duryodana. Perang Bharatayuda tidak hanya menjadi kisah pertarungan fisik, tetapi juga simbol dari karma, dendam, dan harga diri yang berujung pada kehancuran.
Chorus lagu menegaskan bahwa Brotoyudo (Bharatayuda) adalah jalan para satria yang penuh pengorbanan sekaligus menjadi pelajaran bagi manusia. Perang besar ini menjadi pengingat bahwa angkara murka hanya akan membawa kehancuran, sementara kebenaran dan dharma selalu meninggalkan jejak kemenangan abadi.
Dengan gaya hip hop, Kajawi tidak sekadar bercerita, tetapi juga menyampaikan pesan moral bahwa kisah klasik pewayangan masih relevan untuk dijadikan pedoman hidup.
FAQs
Lagu ini menggambarkan kisah perang besar antara Pandawa dan Kurawa di Kurusetra serta menyampaikan pesan moral tentang akibat dari ambisi dan angkara murka.
Beberapa tokoh penting antara lain Bhisma, Durna, Srikandi, Abimanyu, Gatotkaca, Karna, Arjuna, Yudhistira, hingga Duryodana.
Pesan utamanya adalah bahwa kejahatan dan pengkhianatan pasti berujung pada kehancuran, sementara kesetiaan pada kebenaran akan membawa kemenangan.
Lagu Bharatayuda ditulis oleh Andry Arista Ramadona dan diproduksi oleh Artblenk Music.
Karena lagu ini melestarikan kisah pewayangan melalui medium musik modern, sehingga generasi muda tetap bisa memahami nilai budaya dan filosofi Jawa.