Lagu “Death Symphony” dari Gold Voice adalah kritik keras terhadap korupsi, manipulasi media, dan ketidakadilan yang merajalela. Dengan gaya lirik yang penuh emosi dan agresi, lagu ini menyuarakan perlawanan terhadap sistem yang menindas dan memanipulasi rakyat. Sebuah simfoni kemarahan yang mencampur retorika tajam dengan energi musik yang menghentak.
Lirik Lagu Death Symphony
[Verse 1]
Lirikku, prosaku, mendobrak, menghantam
Jatuhkan para tiran, menjajah peradaban
Dengan birokrasi mendesak visi beraklimasi
Pada sejarah fiktif bualan korporasi
Melibatkan media menjadi wadah untuk memvonis
Dengan industri pembodohan bersimbiosis
Merajut sudut sakral, kering berdosis fatal
Yang tertanam subur dalam logika sedangkal aspal
Tak ada batas maksimal
Saat kami kedoktrin perihal moral
Dengan deklarasi surga dan ilusi
Kau pikir kami peduli kau tunggangi
Dan kepalan kami tetap menjulang tinggi
Ku bangun demarkasi ke batas teritori
Serakah untuk bisa korporat domestik dengan berjuta intrik
Maka rima kami kan menjelma dalam wujud serupa balistik (come on)
[Verse 2]
Media, kepalsuan kau jadikan alat
Perang etnis kami tanpa kata mufakat
Sungguhlah hina
Oh ternyata, kami dan leluhurnya pun ikut kecewa
Seakan nusantara tak lagi mengimbangi bintang biru dan garis merahnya
Pendoktrinan USA semakin mencekam dan mengancam dunia
Logika hilang dalam daratan khatulistiwa
[Verse 3]
Sungguh bosan ku melihat wajahmu
Yang selalu terpajang di media televisiku
Penipuan media masa masih kerap terngiang keras di telingaku
Mulutmu berbisa โasuโ
Kau butakan janjimu tanpa rasa ragu
Dengarkan kami di sini, masih tegak berdiri
Tempat penindasan dan kami takkan pernah mati
[Verse 4]
Dalam situasi yang dramatis
Jiwa diproduksi menjadi subliminal
Semua media dimonopoli akal
Dalam drama palsu untuk menciptakan rohani
Keguguran mitos baptis terhadap anggur malas korporasi
Kalau tak kalah sebelum kalian mati
Karena bibir setan takkan pernah jujur
Habiskan mereka jangan menunggu terkubur
[Verse 5]
Mampus penindas, cuh penindas
Meludah ke langit para penindas tanpa batas
Mampus penindas, cuh penindas
Meludah ke langit para penjilat pasar bebas
Mampus penindas, cuh penindas
Meludah ke langit para penindas tanpa batas
Mampus penindas, cuh penindas
Meludah ke langit para penjilat pasar bebas
[Verse 6]
Eyo kleng
Cang sing peduli munyin ci kleng, siep iban ci kleng
Manuver infotainment (brrr) cang nagih tipu ci kleng
Now action, liunan action, krisis media television
Terlalu cepat berevolution, basa-basi kebodohan imagination (ha)
Hanya vision, f-ck up! victim pelita terang pasien asal-asalan
Akal b-ngsat jleme cerita kuluk ngamah kacang
Aess, nagih uluk-uluk ci cang? (cuh)
Tragedi fasisme bereproduksi dan s-domi semakin tragis
Lalu muncul barisan iklan bunuh saling bunuh
Clack click blaow, tembakan
Deskripsi
“Death Symphony” adalah karya yang menyuarakan pemberontakan terhadap penindasan dan manipulasi yang dilakukan oleh penguasa, media, dan korporasi. Setiap verse membawa kritik yang mendalam terhadap berbagai aspek ketidakadilan sosial.
- Verse 1 membuka dengan lirik yang kuat, membongkar birokrasi yang korup dan media sebagai alat propaganda. Frasa seperti “Dengan birokrasi mendesak visi beraklimasi pada sejarah fiktif bualan korporasi” menyoroti bagaimana sistem memutarbalikkan kebenaran untuk kepentingan mereka.
- Verse 2 mengangkat tema imperialisme budaya dan dominasi global, seperti dalam “Pendoktrinan USA semakin mencekam dan mengancam dunia.” Ini adalah kritik terhadap pengaruh asing yang merusak identitas bangsa.
- Verse 3 menyuarakan rasa muak terhadap penipuan yang dilakukan oleh media massa. Lirik seperti “Penipuan media masa masih kerap terngiang keras di telingaku” mencerminkan frustrasi terhadap berita yang sering kali tidak jujur dan manipulatif.
- Verse 4 menyentuh tema spiritualitas palsu dan eksploitasi rohani. Lirik seperti “Dalam drama palsu untuk menciptakan rohani” menunjukkan bagaimana agama dan moralitas digunakan sebagai alat manipulasi.
- Verse 5 adalah seruan langsung melawan penindas. Dengan pengulangan frasa “Mampus penindas, cuh penindas,” lagu ini menggambarkan kebencian mendalam terhadap mereka yang menggunakan kekuasaan untuk menindas.
- Verse 6 menutup dengan kritik terhadap infotainment dan kebodohan massal yang diproduksi oleh media modern. Frasa seperti “Manuver infotainment cang nagih tipu ci kleng” menyoroti bagaimana informasi sering kali menjadi alat penipuan.
Secara keseluruhan, lagu ini adalah simfoni kemarahan dan pemberontakan, menyuarakan kekecewaan dan perlawanan terhadap sistem yang tidak adil. “Death Symphony” mengajak pendengarnya untuk berpikir kritis dan melawan manipulasi yang dilakukan oleh penguasa dan media.