Lagu “Sampah” karya Familiant membawa pesan yang kuat tentang ketidakjujuran dan kebohongan dalam masyarakat. Dengan lirik yang tajam, lagu ini mengungkap sisi gelap dari perilaku manusia yang saling menipu, mempermainkan, dan membuang tanggung jawab. Setiap baitnya menggambarkan kenyataan pahit yang sering kali diabaikan, membuat lagu ini relevan dengan banyak aspek kehidupan sosial.
Lirik Lagu Sampah
[Chorus]
Pasang telinga, c-ki cerita
Mulut babusa, hati gelisah, basah
Tangkap baru siksa, dia tara terima
Bawa kitab lalu suruh dia sumpah
Sampah (sampah), sampah (sampah), sampah
Bawa kitab lalu suruh dia sumpah
Sampah, sampah (sampah), tangkap baru siksa
[Verse 1]
Bikin lagu suka kasih jatuh
Dapat jalan buntu baru telefon minta bantu
Emang begitu dia tukang tipu
Su dari dulu jalurnya cuma itu-itu
Sa su cium bau, salahnya situ-situ
Merasa paling bahaya tapi trada musuh
Punya banyak peluru tapi tembak kurang jitu
Tapi soal belagu, nyali cuma tai kuku
Mau bikin kepala batu, sa datang, hilang satu-satu
Kepala botak, penuh tatto, setelan Mexico, ada main-main ko
Dengan flow, biar ko tau bukan maluku, itu malumu
Semua berpesta, mulai kokang senjata
Hitung peluru kelima, penjilat semua tutup telinga
[Chorus]
Pasang telinga, c-ki cerita
Mulut babusa, hati gelisah, basah
Tangkap baru siksa, dia tara terima
Bawa kitab lalu suruh dia sumpah
Sampah (sampah), sampah (sampah), sampah
Bawa kitab lalu suruh dia sumpah
Sampah, sampah (sampah), tangkap baru siksa
[Verse 2]
Bukan penjahat, makanya berangkat
Mabuk bikin jahat, banyak bacot, muka hantam mati jilat
Bikin diri paling inti
Lama-lama sa suruh orang eksekusi
Ko sembunyi nanti tong cari, stop lari-lari
Nanti dapat, dong c-ki, video disebari
Ko malu hati baru nanti bunuh-bunuh diri
Maitua saki hati
Stop duduk baru bakar-bakar
Nanti dapa tampar, miskin jadi skakar
Kaya tambah pintar, diam baru main belakang layar
Kapal lagi jalan, jang ko buang jangkar
Jaman makin maju, kenapa belum sadar?
Datang bawa rencana tapi tara bisa pulang
Mau tipu sa tapi susah
[Chorus]
Pasang telinga, c-ki cerita
Mulut babusa, hati gelisah, basah
Tangkap baru siksa, dia tara terima
Bawa kitab lalu suruh dia sumpah
Sampah (sampah), sampah (sampah), sampah
Bawa kitab lalu suruh dia sumpah
Sampah, sampah (sampah), tangkap baru siksa
Deskripsi
Lirik “Sampah” menggambarkan narasi tentang pengkhianatan dan manipulasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dengan ajakan untuk mendengarkan cerita yang mungkin tak ingin didengar, lagu ini menyentuh tema tentang kebohongan yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pada bagian pertama, lirik menggambarkan seorang penipu yang terus-menerus mempermainkan orang lain untuk kepentingan pribadi, sementara dirinya tetap terlihat seperti korban yang teraniaya.
Chorus yang repetitif, dengan kata “sampah”, menegaskan betapa rendahnya nilai dari tindakan-tindakan buruk tersebut. Penggunaan kata “sampah” bukan hanya sebagai metafora, tetapi juga sebagai cara untuk merendahkan perilaku yang tidak bermoral. Di sisi lain, lirik juga menampilkan ketegasan dan ancaman terhadap mereka yang berbuat salah, seperti dalam bagian “Tangkap baru siksa” yang mengindikasikan bahwa kejahatan atau kebohongan akan ada akibatnya.
Lagu ini bukan hanya sekedar kritik terhadap perilaku buruk, tetapi juga sebuah refleksi tentang bagaimana kebohongan dan pengkhianatan akan selalu terungkap, meski orang berusaha menutupi atau melarikan diri dari kenyataan. Musik dan beat yang digunakan menambah kesan intens dan penuh amarah, mendukung pesan yang ingin disampaikan.