Titik Jenuh

Lagu “Titik Jenuh” oleh Ebeng Acom merangkum perasaan kejenuhan dan keputusan untuk berpisah dalam sebuah hubungan. Liriknya memaparkan keseharian yang penuh konflik dan mencerminkan titik ketidakmampuan untuk melanjutkan hubungan. Melalui kata-kata, lagu ini menciptakan gambaran tentang perpisahan yang tulus dan penuh makna.

Lirik Lagu Titik Jenuh

[Chorus]
Sampai pada titik jenuh, aku hanya ingin pergi jauh
Walaupun aku merindu, ku hanya ingin semua berlalu
Maaf jika ku terlalu pendiam
Bahkan saat kau marah ku masih berdiam
Semoga nanti kau pahami
Setelah kau baca puisiku hari ini

[Verse 1]
Dalam rima atas rumi, dalam ramai ku bersunyi
Paham kau yang kan pahami, kau yang sudi dalami
Lengkapi ku kala suka, temani ku kala duka
Sepintas tertipu masa erat ganggaman kita buka
Lemah pada amarah, sabarku tak dijangkau matamu
Anggap saja benar dan salah kau yang jadi penentu
Kenali rindu, cinta bukan untuk menghakimi
Demi damai dan tenangmu, biarkan saja ku yang pergi
Jujur aku lelah, walau redha pun tak redah
Menikam rasa tanpa jeda, ku digantung fajar dan senja
Cinta rapuh di antara malam dan sisa hujan
Begitu dingin tuk dikenang tanpamu ku kan tenang
Terlalu menatap indah, jauh sikapmu dan arah kita
Selalu menekan dan mengekang rasa yang kini ku kecap bukan cinta
Dulu datangku dengan merayu, kini pergiku serupa bunga layu
Bila tiba waktu kau hadapi rindu, maaf karena kini sudah aku

[Chorus]
Sampai pada titik jenuh, aku hanya ingin pergi jauh
Walaupun aku merindu, ku hanya ingin semua berlalu
Maaf jika ku terlalu pendiam
Bahkan saat kau marah ku masih berdiam
Semoga nanti kau pahami
Setelah kau baca puisiku hari ini

[Verse 2]
Hey yo jingga, masihkah kau hinggap
Pada senja yang kau ukir kemarin dan kita nikmati sebelum gelap
Sebelum hujan basahi kisah ini menjadi lembap
Hingga pelangi euforia kita yang fana kian terungkap
Aku fahami jika terpaksa harus kau luapkan
Aku dalami bersama asa, bukan meninggalkan
Tapi kau hanyut bersama separuh acuan
Saat mimpi berkabut, ku coba memilih tenangkan duluan
Hey yo bukan, bukan ku inginkan pergi, bukan ku lupakan janji
Tentang bersama lewati, walau cabar datang menguji
Sementara sabar, tidak kau kunci, ego meruncing
Pancing amarah berapi mencaci sampai hati jadi benci
Harap kau mengerti, kenapa ku pilih berdiam
Biarkan sunyi temaniku seperti malam hayati siang
Semoga waktu ingatkan aku tuk beri kepastian
Semoga rindu lahirkan akur di akhir penantian

[Bridge]
Apabila kita berjumpa di tengah jalan tempat pelarian
Tak perlu saling menyapa, tanamkan saja benci dalam hatimu

[Verse 3]
Apakah mesti ku paksakan rupa ini beralur
Ikuti perih, tutupi saja sertakan tawaku membaur
Aku hanya serpihan yang mungkin nihil jadi utuh
Letak hati di tepian, kau tak lagi pahami nalar tak satu
Sudah telampau jauh sekian hari membungkam
Dan kau tak lagi mau tau sebab bertanya pun telah sungkan
Bukan ingin ku hilang, bukan sebab pernah ku bilang
Karena tak selamanya bersinar rembulan di cumbu ramah sang bintang
Anggap ini lebih baik, artikan saja punya makna
Sejuta kata terurai pun tak merubah, cukup ambil di hikmah
Aku dan kejenuhan bertemu di penghujung malam
Sampai ku temu jawaban yang mungkin tak semua kan paham
Pada titik jenuh, pada harapan yang terlepas
Ku hanya ingin berlalu dan tak lagi tinggalkan bekas
Maafkan bila ini terucap ego bagimu terasa
Kau dan aku, biarkan sekedar cerita yang tertelan masa

[Verse 4]
Dengar dan mengerti, puncak telah ku temu
Ini jawaban pasti, kita tak bisa satu
Jujur pergi pun aku mampu dan biarkan semua berlalu
Hati tak lagi tertuju, memang kau tak lagi di situ
Soal hati memang cinta, sakit memang ada sisa
Kini telah habis cerita dan sekarang hanya tinggal kisah
Karena ku rindu kau yang dulu, selalu buat aku bahagia
Hari ini ku berbeda, mungkin besok tak lagi sama
Kini ku rela dan bersabar untuk menunggu sebuah kabar
Perlakuan baik yang ku tebar, namun bagimu semua hambar
Takkan ku lupa dan bersumpah, kau tetap ada
Sekarang ku terbuang dan kau menjadi lupa
Maafkanku tak kembali, takkan lagi menemani
Kau dan semua kenangan atau cerita yang telah pergi
Jangan terlalu menyakiti bila kau takut arti sakit
Karena kau tau, kenyataan itu memang pahit

[Chorus]
Sampai pada titik jenuh, aku hanya ingin pergi jauh
Walaupun aku merindu, ku hanya ingin semua berlalu
Maaf jika ku terlalu pendiam
Bahkan saat kau marah ku masih berdiam
Semoga nanti kau pahami
Setelah kau baca puisiku hari ini

Deskripsi

“Lagu Titik Jenuh” menggambarkan perasaan jenuh yang mendalam dalam suatu hubungan. Diceritakan melalui kata-kata yang lugas, penyanyi mencoba untuk menyampaikan bahwa keputusan untuk berpisah bukanlah hal yang mudah. Lirik ini memperlihatkan kebingungan, kelelahan, dan rasa sakit hati yang mungkin dialami oleh karakter dalam lagu.

FAQs

Apa inspirasi di balik lagu “Titik Jenuh”?

Lagu ini terinspirasi oleh perasaan jenuh dan keputusan sulit untuk mengakhiri sebuah hubungan. Pengalaman pribadi atau observasi mungkin menjadi dasar inspirasi bagi pencipta lagu.

Apa makna dari lirik “Sampai pada titik jenuh, aku hanya ingin pergi jauh”?

Lirik ini mencerminkan keinginan untuk melepaskan diri dari kejenuhan dan mengejar kebebasan dari situasi yang sulit.

Mengapa karakter dalam lagu merasa terdiam saat marah?

Terdiamnya karakter saat marah bisa mencerminkan penekanan emosi dan kebingungan dalam menyampaikan perasaan. Hal ini mungkin juga mencerminkan usaha untuk menjaga kedamaian.

Bagaimana lagu ini mencoba menyampaikan pesan tentang perpisahan?

Lagu ini mencoba menyampaikan pesan bahwa terkadang perpisahan adalah langkah yang diperlukan untuk menemukan kedamaian dan kesejahteraan pribadi.

Mengapa lirik-liriknya mencakup harapan untuk pengertian di masa depan?

Menyertakan harapan untuk pengertian di masa depan menunjukkan bahwa pemutusan hubungan ini bukanlah tindakan egois, melainkan suatu bentuk komunikasi yang mengarah pada pemahaman.

Lirik lagu “Titik Jenuh” merangkum nuansa emosional yang kompleks dalam suatu hubungan, menjadikannya lagu yang bisa menggugah perasaan pendengarnya.

Latest Songs

You cannot copy content of this page