Lagu “Di Bawah Bulan Di Atas Atap” adalah karya kolaboratif dari musisi-musisi muda Jakarta Selatan: Poris, Bhanz, Wicigo Shawty, Vhanz, Abim, dan Concerto. Dirilis pada 18 Juli 2025 di bawah label Poris, lagu ini menampilkan dua bagian utama dengan nuansa yang berbeda: “Di Bawah Bulan” yang kontemplatif dan melankolis, serta “Di Atas Atap” yang agresif dan penuh semangat. Kedua bagian ini menggambarkan perjalanan emosional dan eksistensial generasi muda urban dalam menghadapi tekanan hidup, perubahan, dan pembuktian diri di tengah dunia yang keras.
Lirik Lagu Di Bawah Bulan Di Atas Atap
Lirik Lagu Di Bawah Bulan
[Chorus]
Aku dengan poris kalau kau mau cari aku
Tinggalkan yang lama semua barang aku baru
Hati aku Chrome walau hari aku biru
Aku masih butuh kamu, kayaknya masih butuh
Waktu itu uang itu, kenapa aku pakai jam
Udah ku buang atas bawah semua hitam
[Verse]
Yeah, dulu hidup aku kelam, outfit aku semua hitam
Sekarang banyak warna
Ini aku yang baru, semua orang mau tau
Tanya apa kabar, tanya urusan aku
Cara gua pakai baju, semua orang mau tiru
Semua orang mau ganggu
Jauh-jauh dari aku sumpah tak peduli
Berapa harga semua gua beli
Drip gua banyak kek ombak di Bali, yeah
Ini ombak gak bisa dibeli, jadi dia curi, siapa dia cari?
Kalau kamu cari aku, aku di bawah bulan
Panggil nama aku dengan cara yang sopan
Still with the same gang, just wanna have fun
Don’t have the ability, got me feeling stunned
Heartbreak, yeah, I kinda wish I could turn it back
F-ck the heartbreak, tryna get rich, tryna get my checks
Yeah, you’re playing with my feelings, uh, uh, uh, uh
Yeah, it’s Bhanz, b-tch, You know what’s up
Turn up with my brothers, yeah
[Pre-Chorus]
Aku dengan poris kalau kau mau cari aku
Kalau mau cari aku
Walau hari aku biru, yeah
Yeah, ku tak lagi butuh kamu
Waktu itu uang, itu kenapa aku pakai jam
Atas bawah semua hitam, itu kenapa aku pakai jam
Atas bawah semua hitam, orang cari aku dah hilang, yeah
[Chorus]
Aku dengan poris kalau kau mau cari aku
Tinggalkan yang lama semua barang aku baru
Hati aku Chrome walau hari aku biru
Aku masih butuh kamu, kayaknya masih butuh
Waktu itu uang itu, kenapa aku pakai jam
Udah ku buang atas bawah semua hitam (PVG Lifestyle)
Yeah, semua hitam (PVG Lifestyle)
Lirik Lagu Di Atas Atap
[Intro]
Atap, gua stack my bands sampai atas atap
Gua stack my bands sampai atas atap
Gua stack my bands
[Chorus]
Geeked up sama vhanz sampai penuh asap
Sh-t don’t make no sense siapa lu sokap?
Siapa tu sokap? gak usah sok akrab
Sini kalau mau rakab
Barang gua banyak, barang gua berat
Kayak mata gua berat, baggy jeans gua berat (berat, berat)
Lu pakai pistol, gua pakai tombak (berat, berat)
Gak pernah miss gua akurat
[Verse 1]
Hold up, gak usah banyak tanya itu barang haram
Sepatu gua berat, kaki gua keram
Gua geeked up, gua di atas awan
Ini ngebul banget udah kayak awan
Sorry kalau gue gak sopan, di sini emang rawan
Lu pikir lu jagoan? sekarang mau jadi kawan?
Gua gak pernah berubah
Cuma berubah pas tengah malam
Gua selalu kayak gini yeah
Ini all black ini balenci yeah ay
Ini all black ini balenci (yeah, yeah, yeah)
Gak bisa relate lu gak kayak gini yeah ay
Okay, okay, barang gua okay
Cewek gua crazy, smoke kayak bob marley
Ni bukan reggae, yeah
I love all my brothers tapi bukan g-y, hey
[Chorus]
Geeked up sama bhanz sampai penuh asap
Sh-t don’t make no sense siapa lu sokap?
Siapa tu sokap? gak usah sok akrab
Sini kalau mau rakab
Barang gua banyak
Barang gua banyak (high as f-ck)
Barang gua banyak
Gak usah sokab, lu itu sokap?
[Interlude]
Sh-t…
Atas atap, atas atap
[Verse 2]
Lo sokap? gua belah laut pakai tongkat
Jalan di atas air bikin ombak
Gua terbang lo cuma lompat
Jadi jangan suruh gua napak
(Atas atap) gua melayang
Selatan gua yang megang
Dari gatsu ke tb simatupang
Tau diri lo cuman numpang
Mau di atas lo kira gampang
Baru nyampe tunggu di belakang
Lo tunggu aja tu ampe besok
Ampe besoknya lagi, ampe besoknya lagi
Kaga bakal gua main sama lo a-jing
Gua gak main sama industri
Sama skena, sama industri skena
Gua gak mau diatur, keluar jalur
Masuk hutan jadi raja rimba
Turun gunung, gua makin imba
Gua yang carry, banyak yang gua bawa
Banyak yang gua bawa kayak olsen twins pakai birkins
Sini deketan gua bisikin “Jakarta Selatan gua yang bikin”
[Outro]
(Atas atap, atas atap)
Bawah tanah atas atap
Banyak asap anak b-ngsat pada rakab
Deskripsi
Bagian 1: Di Bawah Bulan
Lirik pada bagian pertama membawa nuansa reflektif, menunjukkan perasaan rindu, kehilangan, dan transformasi pribadi. Kalimat seperti “aku masih butuh kamu, kayaknya masih butuh” mencerminkan pergolakan batin antara masa lalu dan ambisi masa depan.
Simbol seperti “semua hitam” dan “hati aku Chrome walau hari aku biru” menggambarkan konflik emosi yang dibalut dengan estetika streetwear dan identitas urban.
Bagian 2: Di Atas Atap
Berbanding terbalik dengan bagian pertama, lirik di bagian ini lebih agresif, penuh kepercayaan diri, dan simbol dominasi. Dengan gaya trap yang padat dan penuh jargon, bagian ini mengangkat tema tentang pencapaian, kekuasaan, dan ketidakpedulian terhadap sistem.
Lirik seperti “gua gak main sama industri, sama skena” menegaskan sikap anti-mainstream dan keinginan untuk membangun jalan sendiri. Mereka tidak tunduk pada arus industri, tapi memilih menjadi “raja rimba” yang bebas dan tak terkekang.
“Barang gua banyak kayak Olsen Twins pakai Birkins” adalah metafora gaya hidup mewah dan eksklusif yang tak mudah ditiru. Ini menegaskan status mereka sebagai ikon dari lingkungan Jakarta Selatan, tempat lirik ini berakar.
FAQs
Lagu ini menggambarkan perjalanan emosional dan sosial para musisi dari masa kelam menuju kejayaan, dengan kontras antara kesendirian dan kemewahan.
Lagu ini dibawakan oleh Poris, Bhanz, Wicigo Shawty, Vhanz, Abim, dan Concerto—nama-nama yang dikenal dalam skena hip-hop dan trap Jakarta Selatan.
“Di Bawah Bulan” mewakili sisi melankolis dan reflektif, sedangkan “Di Atas Atap” menunjukkan dominasi, ego, dan ambisi yang tinggi.
Ya, banyak lirik yang merujuk pada lokasi seperti Gatsu, TB Simatupang, serta gaya hidup khas Jakarta Selatan yang menggabungkan street culture dan eksklusivitas.
Pesan utamanya adalah tentang pembuktian diri, menolak diatur sistem, serta keberanian menjadi otentik di tengah tekanan sosial dan industri.