“Ching” adalah track ke-9 dalam album Adulting For Dummies yang dirilis pada 18 Juni 2021 di bawah label Dominion Records. Lagu ini ditulis oleh Basboi dan diproduseri oleh Panji Wisnu. Dengan beat santai dan lirik yang penuh keluh kesah tentang uang, status sosial, serta realita hidup anak muda, “Ching” menghadirkan refleksi jujur Basboi tentang impian, tekanan sosial, dan rasa syukur.
Lirik Lagu Basboi – Ching
[Intro]
Kagak dah, nggak ada duit gua
[Chorus]
Every time my phone goes ring-ring-ring (ring, ring)
Wish I could turn it to ching-ching-ching (cash)
Ain’t no magic ain’t no tring-tring-tring (no, no)
Let’s just f-ck it pour the drink-drink-drink (right)
[Verse 1]
Pour that sh-t, let’s forget work and pour that sh-t
Do you see the ashtray and the lighter?
Man, I wanna smoke a bit
Chilling in a 5-star suite
Rocking one star on my feet
Macam orang berduit it
Real story ain’t no skit
But sometimes it feels like it’s nothing
When I look how others flexing
When I compare banding-banding
Kok hidup ni kalah tanding
[Pre-Chorus]
It’s okay tho’, this is not a race I’m on my lane yo
Yeah, it would be nice to have a Lambo
Icy chain b-tches and top-floor condo
But when I got it all, is it enough tho?
[Chorus]
Every time my phone goes ring-ring-ring (ring, ring)
Wish I could turn it to ching-ching-ching (cash)
Ain’t no magic ain’t no tring-tring-tring (no, no)
Let’s just f-ck it pour the drink-drink-drink (right)
[Verse 2]
Oh ya Allah (ya Rabbi)
Why you make me a broke man?
Why I’m not rich yet since then?
Not fancier than my friend
Oh ya Allah (ya Rabbi)
Why, why, why, why? said the man
Who owns an iPhone and a car
Who celebrates sh-t at the bar
Keluar negeri sama pacar, punya duit beli cigar
Guess it’s hard to see what’s close, but easy spotting what’s afar
[Pre-Chorus]
It’s okay tho’, this is not a race I’m on my lane yo
Yeah, it would be nice to have a Lambo
Icy chain b-tches and top floor condo
But when I got it all, is it enough tho?
[Chorus]
Every time my phone goes ring-ring-ring (ring, ring)
Wish I could turn it to ching-ching-ching (cash)
Ain’t no magic ain’t no tring-tring-tring (no, no)
Let’s just f-ck it pour the drink-drink-drink (right)
Deskripsi
Lagu “Ching” menggambarkan pergulatan perasaan seseorang yang mendambakan kemapanan finansial, namun tetap mencoba berdamai dengan realita hidup. Kata “ching” sendiri merujuk pada suara koin atau uang, yang menjadi simbol keinginan untuk selalu memiliki lebih banyak materi.
Pada Chorus, Basboi mengekspresikan keinginannya agar setiap panggilan telepon bisa berubah menjadi uang. Namun, ia sadar bahwa tidak ada “sulap” yang bisa mewujudkan hal itu. Alih-alih stres, ia memilih untuk melupakan sejenak masalah dengan menuangkan minuman.
Di Verse 1, Basboi menggambarkan gaya hidup yang tampak mewah—hotel bintang lima, sneaker sederhana, hingga momen santai merokok—namun tetap merasa kurang ketika membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih kaya.
Masuk ke Pre-Chorus, Basboi menegaskan bahwa hidup bukanlah perlombaan. Ia menyebut impian seperti memiliki Lamborghini, perhiasan mahal, dan apartemen mewah, tapi mempertanyakan: “kalau semua sudah tercapai, apakah cukup?” Pertanyaan reflektif ini menunjukkan sisi dewasa dalam perjalanan hidupnya.
Pada Verse 2, Basboi bahkan meluapkan rasa frustrasi kepada Tuhan, mempertanyakan mengapa ia belum kaya. Namun secara satir, ia menyadari bahwa dirinya sebenarnya sudah memiliki banyak hal yang patut disyukuri—iPhone, mobil, hingga liburan ke luar negeri. Lirik ini menyiratkan kritik terhadap rasa iri dan ketidakpuasan manusia.
Secara keseluruhan, “Ching” adalah lagu yang jujur, satir, dan relevan dengan keresahan anak muda urban masa kini—antara keinginan untuk sukses secara finansial dan usaha untuk tetap mensyukuri apa yang ada.
FAQs
“Ching” merujuk pada bunyi koin atau uang, yang menjadi simbol keinginan untuk mendapatkan lebih banyak materi.
Pesannya adalah tentang rasa tidak pernah puas terhadap harta, keinginan untuk lebih kaya, sekaligus refleksi bahwa hidup bukan sekadar perlombaan materi.
Lagu ini diproduseri oleh Panji Wisnu.
Satir digunakan untuk menyoroti ironi kehidupan: sering kali kita merasa miskin, padahal sebenarnya sudah memiliki banyak hal berharga.
Lagu ini merepresentasikan salah satu realita “adulting”: tekanan sosial, krisis finansial, dan usaha menemukan keseimbangan antara ambisi dan rasa syukur.