“A.C.A.G (All Cops Are Gods)” adalah salah satu lagu dari album Morbid Funk yang dirilis oleh Bars of Death, grup rap Indonesia yang terdiri dari Morgue Vanguard dan Sarkasz. Dirilis pada 9 Maret 2020 oleh Grimloc Records, lagu ini membawa nuansa gelap dan keras yang menantang institusi kekuasaan, terutama polisi, dengan lirik yang tajam dan sarat kritik sosial. Dalam lagu ini, Bars of Death menggambarkan bagaimana kekuasaan polisi bisa menyimpang dan merusak, memberikan gambaran provokatif tentang korupsi, kekuasaan, dan penindasan dalam masyarakat.
Lirik Lagu A.C.A.G
[Skit: Morgue Vanguard]
Ngaku sia g-blok, ngaku
Kamu pasti Anarcho kan? Anarcho, Anarcho-syndicalism
Ngaku sia setan, ngaku g-blok
Hahahahaha, yeah we f-cking cops, so what?
Haha, kami bisa BAP siapapun sesuai kebutuhan
Siapapun kalian bisa positif dalam setiap tes urine
Persetan kronologis, kalian semua domba
[Verse 1: Sarkasz]
Kami adalah dewa mulai perempatan lampu merah
Kim jong Ill di Korea hingga Kalashnikov di Cigondewa
Petakan realita ala Murdoch pada arus berita
Dengan kemampuan Caligula di hadapan anus balita
Sekiri Sandinista, kami jabat tangan Ortega
Siapapun pemimpinnya, kami hidup dengan Omerta
Sebut kami John Gotti abdi La Cosa Nostra
Seloyal perompak Somali di hadapan kotak Pandora
Seloyal mercenary di hadapan uang sewa
Dan seloyal kyai yang berorasi di hadapan massa
Karena kalian hanyalah medium perantara
Yang melegitimasi penjualan Ciremai sebagai syarat AFTA
Kami pastikan setiap upeti sampai Jakarta
Haurkonengkan nusantara jika tak selesaikan perkara
Hingga tak ada lagi yang tersisa
Hingga kami ambil alih semuanya, dan kalian hanyalah pemirsa
[Verse 2: Morgue Vanguard]
Kredo agama komando dan lencana, pseudo bhayangkara
Moral berseragam dengan tarif sesuai selera
Serupa pabrik romusha yang membutuhkan centeng
Demokrasi berada di tangan kamรฌ yang menggenggam beceng
Penjaga vital pintu kapital, garda depan penjagal
Pelindung pesta CEO tempat elit kami berportal
Pada pemadat yang rutin kami palak dan an-l
Kami tinggalkan marka makna kesaktian tuhan mega kolosal
Korps kami imortal, jangan coba menjajal
Geng motor adalah cecunguk, kami raja sebenarnya di atas aspal
Persetan bantuan hukum yang hafal ribuan pasal
Kami adalah hukum (maaf), kami adalah tuhan dalam arsenal
Jangan coba tulis apa yang menyudutkan kesatuan
Kami mafia yang dilegalkan, darklords adalah rekanan
Kami adalah alasan mengapa ormas diperlukan
Dan kedamaian takkan datang bila kami dilenyapkan
[Skit: Morgue Vanguard]
Yo yโall the biggest gang in the world motherf-ckers
Tanyakan Carlo Giuliani arti melindungi dan melayani
Kami adalah pelindung kalian
Tapi siapa yang mampu melindungi kalian dari kami
Hah, something b-tch (hahahaha)
[Verse 3: Morgue Vanguard]
Hukum hanya mitos, lihat apa yang sedang terjadi
Belajar dari nasib para petani yang kami bui
Dari lahan pantai Kulon Progo hingga pedalaman Mesuji
Kalian pikir siapa lagi yang selalu kami bekingi
[Verse 4: Sarkasz]
Kami adalah rotasi bumi yang dihuni prostitusi
Dan adiksi karnivora diplomasi suku tutsi
Jika massa menjadi komoditas untuk berbagi kursi
Maka ilusi dan rasa takut adalah aset industri
Represi berakumulasi, responsif di akulturasi
Kami bermain imaji dansa di moshpit Rosemary
Teriakan anarki sampai kalian mati
Karena kalian takkan pernah bisa hidup tanpa pemimpin dan kami
[Verse 5: Morgue Vanguard]
Serupa demonstran yang kami seret ke dalam kandang
Kami gelandang demokrasi hingga meradang
Kalian aktivis kiri terialu banyak bacot
Kami kirim sebatalyon ormas, ratakan semua muka kalian dengan got
[Skit: Morgue Vanguard]
Manusia hanya bisa berusaha
Nasib ada di tangan kami
Kami bisa membuat kalian berambigu dengan hasil visum
Serpihan beling dari botol anggur merah yang kalian minum
Kami adalah Tuhan
[Outro]
A.C.A.G, A.C.A.G, A.C.A.G, A.C.A.G
Deskripsi
Lagu “A.C.A.G” mengangkat tema tentang penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak berwenang, khususnya polisi, yang diibaratkan sebagai “dewa”. Dengan gaya sarkastis dan penuh referensi sosial-politik, Sarkasz dan Morgue Vanguard menggambarkan polisi sebagai entitas yang tak tersentuh, berkuasa absolut, dan memonopoli hukum. Lagu ini memaparkan bagaimana sistem hukum dapat dimanipulasi oleh mereka yang memiliki kekuasaan, menggambarkan mereka sebagai โdewaโ yang mengendalikan nasib rakyat biasa.
Liriknya dipenuhi dengan berbagai referensi sejarah, dari diktator seperti Kim Jong Il hingga ikon revolusi seperti Sandinista dan John Gotti, yang semuanya menyoroti keserakahan, kekerasan, dan korupsi. Sarkasz dan Morgue Vanguard juga mengkritik hubungan antara polisi dan elit politik serta ekonomi, menggambarkan mereka sebagai โpenjagaโ yang melindungi kepentingan kapitalis sambil menindas massa yang rentan.
Di skit dan outro, lagu ini dengan sinis menyatakan bahwa polisi bukan hanya pelindung, tetapi juga ancaman yang sebenarnya bagi masyarakat, mempertegas sentimen anarki dan ketidakpercayaan terhadap otoritas.
FAQs
Lagu ini menggambarkan kritik keras terhadap penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak kepolisian dan otoritas, menunjukkan betapa mereka bisa menjadi ancaman bagi masyarakat yang mereka seharusnya lindungi.
Lagu ini ditulis oleh Morgue Vanguard dan Sarkasz, dua anggota dari Bars of Death.
Lagu ini dirilis pada 9 Maret 2020 di bawah label Grimloc Records.
Pesan utama dari lagu ini adalah kritik terhadap korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh polisi, yang dianggap berperan sebagai “dewa” yang tak tersentuh dalam sistem hukum.
Lagu ini diproduksi oleh Morgue Vanguard, yang juga merupakan salah satu anggota dari Bars of Death.