“Jadi Kenapa Mi” adalah salah satu lagu ikonik dari Art2tonic, grup musik indie asal Makassar yang dikenal dengan gaya kritik sosial yang dibalut dalam humor dan nada satir. Dirilis pada 29 Agustus 2007 di bawah label PT Nagaswara Sakti, lagu ini mengangkat isu kesenjangan sosial dan kesombongan yang kerap ditemukan dalam lingkungan sehari-hari, khususnya di lingkup anak muda dan komunitas musik.
Lirik Lagu Jadi Kenapa Mi
[Verse 1]
Ada satu cerita tentang orang sombong
Merasa dirinya hebat karena alat mahal
Gitarnya Stratocaster, amplinya Mesa Boogie
Drum merek Ayottee, Bassnya Music Man
Belinya di Singapura dong, harga 17 juta dong
Semua barang import dong, nggak pakai barang lokal
Oh…
[Chorus]
Jadi kenapa mi?
Jadi ko jago mi?
Menjengkelkanmu di’
Jadi kenapa mi?
[Post-Chorus]
Berhentilah kamu pamer alat mahalmu
Sebut-sebut semua merek mahal di depanku
Mentang-mentang ku tak mampu beli kayak begitu
Kami semua muak dengan alat mahalmu
[Chorus]
Jadi kenapa mi?
Jadi ko jago mi?
Menjengkelkanmu di’
Jadi kenapa mi?
(Fery pada gitar)
[Instrumental Break]
[Verse 2]
Bapakku orang besar, punya pengaruh besar
Itu jalan yang sana ada karena bapakku
Ini karena bapakku, itu karena bapakku
Hampir seluruh kota kenal dengan bapakku
Apapun yang kumau, tinggal sebut bapakku
Aku mau begini, sebut saja bapakku
Oh…
[Chorus]
Jadi kenapa mi?
Jadi ko jago mi?
Menjengkelkanmu di’
Jadi kenapa mi?
[Post-Chorus]
Kota ini bukan hanya milik bapak moyangmu
Masih ada kami orang kecil yang lugu bego
Tapi jangan injak kami hanya karena bapakmu
Kami kenal yang hebat kan bapakmu, bukan kamu
[Chorus]
Jadi kenapa mi?
Jadi ko jago mi?
Menjengkelkanmu di’
Jadi kenapa mi?
[Outro]
Belinya di Singapura dong, harga 17 juta dong (Jadi ko jago mi?)
Semua barang import dong, nggak pakai barang lokal (Menjengkelkanmu di’)
Apapun yang kumau, tinggal sebut bapakku (Jadi kenapa mi?)
Aku mau begini, sebut saja bapakku
[Outro]
Kota ini bukan hanya milik bapak moyangmu
Masih ada kami orang kecil yang lugu bego
Tapi jangan injak kami hanya karena bapakmu
Kami kenal yang hebat kan bapakmu, bukan kamu
Deskripsi
Lagu “Jadi Kenapa Mi” menggunakan pendekatan humoris dan bahasa sehari-hari khas Makassar untuk menyentil fenomena sombong, baik karena harta maupun koneksi orang tua. Art2tonic dengan cerdas menggambarkan dua tipe karakter yang sering ditemui: yang pertama merasa hebat karena memiliki peralatan musik mahal impor, dan yang kedua merasa berkuasa karena ayahnya punya pengaruh besar.
Pada bait pertama, lagu ini menyindir seseorang yang membanggakan peralatan musik mewah seperti Stratocaster, Mesa Boogie, dan Music Man. Penyebutan merek-merek mahal secara berulang menjadi teknik satire yang kuat. Kritiknya jelas: peralatan mahal tak menjamin kualitas atau kemampuan, apalagi sikap rendah hati.
Masuk ke bait kedua, lagu ini beralih ke karakter lain yang merasa dirinya superior karena nama besar sang ayah. Lirik seperti “Hampir seluruh kota kenal dengan bapakku” dan “Aku mau begini, sebut saja bapakku” adalah bentuk kritik terhadap nepotisme dan privilege sosial. Namun, lagu ini tak hanya menyindir—ia juga memberi suara kepada “orang kecil” yang merasa diinjak oleh kesombongan semacam ini, melalui lirik seperti “Kota ini bukan hanya milik bapak moyangmu.”
Melalui lirik yang blak-blakan namun tetap menghibur, Art2tonic mengajak pendengarnya untuk lebih menghargai kesederhanaan, kejujuran, dan kemampuan diri sendiri tanpa perlu menyombongkan status sosial atau materi.
FAQs
Istilah “Jadi Kenapa Mi” dalam konteks lagu ini merupakan bentuk sindiran terhadap orang-orang yang merasa dirinya hebat karena harta atau koneksi, dengan nada mempertanyakan: “terus kenapa kalau kamu punya itu semua?”
Art2tonic adalah grup musik indie dari Makassar yang dikenal dengan lirik-lirik kritis, jenaka, dan khas lokal. Mereka banyak mengangkat isu sosial melalui lagu-lagu berbahasa sehari-hari Sulawesi Selatan.
Lagu ini menyindir kesombongan karena alat musik mahal, serta privilege yang dimiliki seseorang karena kekuasaan atau pengaruh orang tuanya.
Pesannya adalah untuk tidak meremehkan orang lain hanya karena kita merasa lebih kaya, lebih keren, atau lebih berkuasa. Kemampuan, nilai, dan karakter tidak diukur dari barang mewah atau nama besar.
Karena tema yang diangkat bersifat universal dan terus terjadi: kesenjangan sosial, arogansi kelas menengah-atas, serta kritik terhadap privilege yang tak disertai tanggung jawab moral.