Lagu-lagu Minang tak hanya kaya akan keindahan musikalitas, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam dalam lirik-liriknya. Salah satu lagu terbaru yang menggambarkan konflik batin karena ketidakpastian cinta adalah “Antah Iyo Antah Tido”, dibawakan oleh Wita Sofi dan ditulis oleh Al Kawi. Lagu ini dirilis pada 11 April 2025 oleh Minang Timur Production dalam nuansa Remix Minang yang khas—menggabungkan musik tradisional Minangkabau dengan sentuhan modern.
Lirik Lagu Antah Iyo Antah Tido
Antah iyo, antah tido
Antah tido, kadang-kadang iyo
Baitu uda bakato, di siko denai mangko bimbang
Dima denai ka picayo, dalam angguak uda manggeleng
Tadayo, denai tadayo sayang
Tabuai denai dek angan
Di lahia bantuak ka iyo sayang
Di bathin uda kok anggan
Antah iyo, antah tido
Antah tido, kadang-kadang iyo
Di bibia batanam tabu, pario denai rasokan
Di siko denai mangko ragu, dalam lanyah uda tinggakan
Den balah kayu den kapiang sayang
Den buek pahampang banda
Uda bak cando pimpiang di lereang sayang
Kama angin, ka sinan uda rabah
Deskripsi
“Antah Iyo Antah Tido” adalah lagu yang merefleksikan perasaan ragu dan kebingungan dalam menghadapi pasangan yang tidak konsisten dalam ucapannya. Dari judulnya saja, frasa “Antah Iyo Antah Tido” sudah menggambarkan ketidakpastian: antara iya atau tidak—sebuah bentuk keraguan yang membuat hati tidak tenang.
Lirik seperti: “Di siko denai mangko bimbang, dima denai ka picayo” menyiratkan bahwa tokoh dalam lagu sulit untuk mempercayai perkataan pasangannya yang plin-plan.
Kemudian, ungkapan: “Di lahia bantuak ka iyo sayang, di bathin uda kok anggan” menggambarkan kontras antara tindakan di luar dan isi hati yang sebenarnya, yang menambah luka dan kebingungan.
Bagian lain seperti: “Di bibia batanam tabu, pario denai rasokan” melambangkan janji-janji yang indah namun penuh kepalsuan.
Lagu ini ditutup dengan bait puitis penuh makna: “Uda bak cando pimpiang di lereang, kama angin ka sinan uda rabah” yang menggambarkan pasangan yang tak bisa dipegang, seperti bayangan yang hilang ditiup angin.
Secara keseluruhan, lagu ini menyampaikan pesan tentang bagaimana cinta bisa berubah menjadi penderitaan jika dibangun di atas ketidakpastian dan kebohongan.
FAQs
Frasa ini berasal dari bahasa Minang, yang berarti “Entah iya, entah tidak”. Ungkapan ini menggambarkan situasi yang tidak pasti atau membingungkan.
Tema utamanya adalah keraguan dan luka hati karena pasangan yang tidak jujur atau tidak konsisten.
Lagu ini ditulis oleh Al Kawi, penulis lagu Minang yang dikenal akan gaya bahasa metaforis dan emosional.
Lagu ini dirilis pada 11 April 2025 oleh Minang Timur Production.
Selain liriknya yang penuh makna dan metafora mendalam, lagu ini dikemas dalam aransemen Remix Minang yang modern, sehingga tetap enak dinikmati oleh generasi muda.