Reject Respect

Lagu “Reject Respect” adalah sebuah diss track yang diciptakan oleh 8 Ball sebagai tanggapan terhadap Young Lex. Dalam lagu ini, 8 Ball mengungkapkan kritiknya terhadap Young Lex dan gaya hidupnya yang dianggap penuh dengan kepalsuan dan pencitraan. Lagu ini juga menunjukkan bahwa 8 Ball tidak takut untuk berbicara jujur tentang apa yang dirasakannya, terutama terhadap rekan sesama rapper yang menurutnya tidak tulus dalam berkarya. Melalui lirik yang tajam dan penuh sindiran, 8 Ball mengekspresikan rasa frustrasinya terhadap fenomena ‘sensasi’ di dunia musik hip hop.

Lirik Lagu Reject Respect

[Skit: Young Lex]
Ngediss itu gini “lo gak ada masalah ama gue, tau-tau lo gue diss”
8 Ball naik dengan ngediss-ngediss orang
Tapi lo lihat, sementara gak? (sementara)

[Verse 1]
Dari awal ni anak yang mulai adu domba
Mungkin biar sensasi dia bisa makin nambah
Anak tangga dibangun dari cerita yang kusut
Ni anak suka ngaco, punya bakat ngehasut
Seolah lo berjuang pakai terbatas uang
Bayar buzzer diam-diam, gak bilang-bilang
Lo kemas cerita sedih, jualan lontong sayur
Mel-cur demi iba air mata orang yang mengguyur
Coba kasih dengar lagu lo sama orang awam
Reaksi mereka datar, lo juga pasti paham
Lo pasti juga sadar lagu lo tuh emang jelek
Makanya butuh sensasi buat bisa dompleng track
Bangga terkenal tapi bukan karena ngerap
Lagu lo biasa, ngemis featuring sering ke-gap
Sayang gak sеmua orang mau lo ajakin bego
Lagu lo ngejaring fans yang kelihatan bodoh

[Verse 2]
Jalan guе udah lama jajaki bermacam kancah
Gak sesingkat tuduhan video lo ngakalin bocah
Rapper naik sendiri tanpa ngerangkul Youtuber
Gue mandiri, gak perlu kisah Usher bantu Bieber
Lagu diss gue cuma ngetop di kalangan hip hop
Lagu cinta gue buat, bikin orang mellow gak stop
Asumsi lo patah kalau gue cuma jago nyerang
Lirik puitis ada banyak yang bisa gue karang
Di luaran lo terus ngumpulin yang respect
Karena dari dalam hip hop lo bosan direject
Lo sering diejek tapi lo bilang mereka iri
Bro, haters mulai banyak itu introspeksi
Album pertama keluar gak ngemis ke pemodal
Kerjasama jalan bareng kayak kaki dan sandal
Terjual habis CD gue melebihi target
Penikmat lagu masih nunggu, lo jangan kaget

[Verse 3]
Mereka terus nanya, kenapa gue hilang?
Gue lagi tarik nafas bentar, itu gue bilang
Lo kira gue tenggelam karena suka ngediss
Dulu DM lo masuk ngajak gue featuring, please
Cabut dari JHF baik, gue gak dikick
Kenapa lo ngarang cerita yang segitu picik
Sampai yang gak gue suka pun lo bela-bela
Kayaknya dari situ lo mau mencari celah
Suka banget jilatin sisa tokai di pantat
Otak sama dengan koleksi celana lo yang ketat
Dan akhirnya lagu ini pun harus gue buat
Karena lihat singa istirahat lo kira dia sekarat
Tidur malam yang lo pikirin mungkin cuma 8 Ball
Soal bagaimana reaksinya kalau disenggol?
Jangan dikit-dikit lo bilang balas dengan prestasi
Lihat gue manggung pecah, di pojokan lo frustasi

[Chorus]
Terkenal banget mas Alex, gayanya lah yang paling SWAG
Nomor satu di dunia, yang lain jelek semua
Pendengarnya sangat dewasa, make daster YOGS kemana-mana
Mas Alex sang juara, rapper nomor satu di dunia

Deskripsi

Lagu ini dibuka dengan potongan suara Young Lex yang berbicara tentang 8 Ball. Dalam skit ini, Young Lex menuduh 8 Ball mencari sensasi dengan cara mendiss orang lain. Hal ini menjadi pemicu bagi 8 Ball untuk merespons dan menyampaikan pendapatnya secara terbuka dalam lagu ini.

Di verse pertama, 8 Ball menggambarkan Young Lex sebagai seseorang yang suka mencari perhatian melalui konflik dan sensasi. “Dari awal ni anak yang mulai adu domba, Mungkin biar sensasi dia bisa makin nambah” mengindikasikan bahwa Young Lex menggunakan taktik kontroversial untuk menarik perhatian. 8 Ball juga menuduh Young Lex menggunakan buzzer untuk meningkatkan popularitasnya secara diam-diam, serta mengeksploitasi cerita sedih untuk mendapatkan simpati publik. Kritik terhadap kualitas musik Young Lex juga disampaikan dengan jelas, menunjukkan bahwa 8 Ball merasa Young Lex lebih mengandalkan sensasi daripada bakat musik yang sebenarnya.

Pada verse kedua, 8 Ball menyoroti perbedaan antara dirinya dan Young Lex dalam hal perjalanan karir. “Jalan gue udah lama jajaki bermacam kancah, Gak sesingkat tuduhan video lo ngakalin bocah” menekankan bahwa 8 Ball telah lama berkecimpung di dunia hip hop dan meraih kesuksesan melalui usaha mandiri tanpa mengandalkan YouTuber atau sosok terkenal lainnya. 8 Ball juga menekankan bahwa karyanya dihargai oleh komunitas hip hop, berbeda dengan Young Lex yang lebih sering diejek dan dianggap hanya mencari popularitas melalui sensasi. 8 Ball juga menyindir Young Lex yang sering merasa di-bully dan menyalahkan orang lain tanpa introspeksi diri.

Di verse terakhir, 8 Ball merespons tuduhan bahwa dirinya menghilang karena hanya bisa membuat diss track. Ia menjelaskan bahwa ia hanya beristirahat sejenak, bukan tenggelam. “Gue lagi tarik nafas bentar, itu gue bilang” menunjukkan bahwa 8 Ball tetap produktif dan aktif, meskipun tidak selalu terlihat di depan publik. Ia juga menuduh Young Lex sebagai seseorang yang tidak tulus dan hanya mencari celah untuk mencari keuntungan. Sindiran terhadap gaya hidup dan pencitraan Young Lex juga disampaikan dengan tegas.

Chorus dalam lagu ini berisi sindiran terhadap gaya hidup dan citra yang dibangun oleh Young Lex. 8 Ball menggambarkan Young Lex sebagai seseorang yang terlalu sombong dan merasa paling hebat, meskipun sebenarnya hanya mengejar sensasi. “Pendengarnya sangat dewasa, make daster YOGS kemana-mana” adalah sindiran terhadap penggemar Young Lex yang dianggap mudah terpengaruh oleh pencitraan palsu.

Kesimpulan

“Reject Respect” adalah sebuah lagu yang penuh dengan kritik sosial dan sindiran tajam terhadap Young Lex dan fenomena artis yang mencari popularitas melalui sensasi. Dengan lirik yang lugas dan penuh emosi, 8 Ball berhasil menyampaikan rasa frustrasinya terhadap dunia musik hip hop yang semakin dipenuhi oleh pencitraan palsu. Lagu ini menjadi pengingat akan pentingnya kejujuran dan integritas dalam berkarya, serta mengajak pendengar untuk lebih kritis dan bijak dalam menilai sosok publik dan karya mereka.

You cannot copy content of this page