“Propagasi” adalah lagu dari Senartogok yang mencerminkan semangat perlawanan, solidaritas, dan optimisme dalam menghadapi ketidakpastian. Melalui lirik yang puitis dan emosional, lagu ini mengajak pendengarnya untuk tetap berjuang, meskipun dengan keterbatasan. Sebuah karya Folk-Indie-Acoustic yang tidak hanya menghadirkan harmoni musik tetapi juga menyuarakan perasaan kolektif tentang perjuangan.
Lirik Lagu Propagasi
[Verse 1]
Walau dengan kain sisa lusuh hitam bendera
Kami kibarkan utopia lama
Walau dengan pamflet foto kopi yang tak berwarna
Kami sebarkan bertumpuk gelisah
Walau dengan sayur makanan yang terbuang
Kami bagikan beribu keriangan
Walau dengan teguk akhir alkohol bergelimpang
Kami serahkan nasib pada tawa
[Chorus]
Hening saat ini tidaklah menjamin
Ketenangan esok hari
Tawa malam ini tidaklah berarti
Keceriaan pagi nanti
[Verse 2]
Walau dengan buku bekas berjejalan di taman
Kami bacakan sekerat kemarahan
Walau dengan poster ringkih anti kekerasan
Kami gambarkan rasa dalam dukungan
Walau dengan spanduk kusam bernyawa penolakan
Kami bentangkan impuls dan harapan
Walau dengan panggung mungil atau pentas murahan
Kami tantang semua ketidakmungkinan
[Chorus]
Selamanya nyali melekat utuh di hati
Teguhlah tiupkan roh propagasi
Selama keserakahan terikat birahi
Bersiap dengan obituari
[Verse 3]
Walau dengan diskusi spontan di kamar kontrakan
Kami bincangkan tentang masa depan
Walau dengan kekalahan setiap turun ke jalan
Kami telan sedih dan tangis kawan
Walau dengan coretan kutipan di tembok kota
Kami tuliskan puisi tercela
Walau dengan sekian edisi zine tak berkala
Kami kabarkan aneka gairah
[Chorus]
Luka siang ini tidak menjanjikan
Kemenangan lusa depan
Semangat sore ini tidak memastikan
Kepiluan akhir pekan
Deskripsi
Lirik lagu “Propagasi” berbicara tentang perjuangan sederhana namun penuh makna, sebuah refleksi tentang keberanian menghadapi ketidakadilan dengan sumber daya yang minim. Pada bait pertama, Senartogok menggambarkan aksi-aksi kecil seperti mengibarkan bendera, membagikan pamflet, hingga berbagi makanan sebagai simbol dari gerakan yang melampaui batasan materi.
Bagian chorus menyiratkan bahwa kedamaian dan kebahagiaan saat ini tidaklah menjamin masa depan yang cerah, sebuah pengingat bahwa perjuangan harus terus dilanjutkan.
Bait kedua semakin menegaskan semangat kolektif: membaca buku bekas, membuat poster, hingga tampil di panggung kecil atau murahan sebagai bentuk penolakan terhadap ketidakmungkinan. Senartogok mengajak pendengar untuk melihat bahwa setiap tindakan kecil dapat menjadi propagasi yang menyebarkan harapan.
Pada bait ketiga, lagu ini menjadi lebih personal dengan membahas diskusi spontan, kekalahan di jalanan, hingga coretan kutipan di tembok kota. Semua ini menggambarkan bagaimana tindakan-tindakan kecil dan solidaritas membentuk narasi perlawanan dan kebebasan.
Lirik ini adalah perwujudan dari semangat Folk dan Indie, di mana kesederhanaan menjadi kekuatan, dan tindakan kecil menciptakan dampak besar.