Lagu “Aksara Dandelia” oleh Senartogok adalah karya yang memadukan lirik puitis dan pesan mendalam tentang kehidupan, perjuangan, serta harapan di tengah realitas yang kelam. Melalui metafora kupu-kupu kecil dan suasana jalanan yang menggambarkan berbagai konflik sosial, lagu ini menjadi refleksi tentang kehidupan manusia yang penuh dengan tantangan, namun tetap mengajarkan pentingnya kebebasan dan keberanian.
Lirik Lagu Aksara Dandelia
[Verse 1]
April mulai mengganas bersimbah doa yang lugas
Bembentang dari tepi trotoar Cihampelas
Aku berjalan mengikuti arah amarah bergegas
Di dalam tas hanya berisi kepingan cakram CD-
Kwalik Mega juga draft kasar pesta literasi
Sebagaimana tahun berlalu menyerupai wajah bumi
Kotor, pekat, padat sebentar lagi hampir mati
Tapi kabar bayi tetap tandai emosi langkah kaki
Menyerapah seolah jalanan hanya tempat ku kembali
Hamparkan sajadah kesunyian pada tanah harapan
Meski akan ada satu anak yang menguliti
Nasib jutaan bocah sebayanya di kemudian hari
Dan kita sebut itu demokrasi
[Chorus]
Kupu-kupu kecil terbanglah
Kepakkan sayapmu
[Verse 2]
Selamat datang di dunia
Kupu-kupu kecil kami yang gagah
Tempat dimana monumen ambisi ditata
Terbanglah menghampiri segala nyata
Lihat berapa banyak penggalan kepala
Catat sejumlah pembangkangan merekah
Saksikan siapa yang dibantai penguasa
Yang hilang, diculik, disekap, dipenjara
Disiksa, dimahkotai apa yang bukan haknya
Untuk tegakkan panoptikon peradaban megah
Demi kita paham sedari dulu arti merdeka
Sebab yang paling sulit adalah
Terbebas dari kebebasan itu sendiri, ananda
Ingat perjalanan terjauh bukanlah surga
Melainkan jarak yang direntang dari pikiran
Menuju sumbu tersunyi dinding-dinding perasaan
[Chorus]
Kupu-kupu kecil terbanglah
Kepakkan sayapmu
[Verse 3]
Hiduplah, masih tersisa beratus buku di rak kami
Sekedar paham siapa itu Kafka atau Gorky
Masih tersimpan puluhan rekaman di lemari
Sekedar mengerti apa itu nada juga komposisi
Masih kami tinggalkan rol film berdebu
Sekedar mengisi kebosanan hari hari kelabu
Masih terisi kardus dengan kertas dan pena
Sekedar kau coreti, tulisi setiap derita
Masih berjejal zine, booklet dan pamflet kusam
Sekedar dibaca ketika malam begitu mencekam
Masih kami letakkan gitar dan biola
Sekedar dimainkan kala kota terlalu berdosa
Hiduplah, dengan segala kematian yang menggoda
Dengan setiap detak ngeri ajal yang mendera
[Chorus]
Kupu-kupu kecil terbanglah
Dengan kawananmu
Merajut badai
Merajut badai
Merajut badai
Deskripsi
Lirik “Aksara Dandelia” menyampaikan cerita yang kaya akan simbolisme, mengajak pendengar untuk merenungkan perjalanan hidup.
Lagu dibuka dengan penggambaran kehidupan jalanan di Cihampelas yang penuh amarah dan doa. Lirik seperti “hamparkan sajadah kesunyian pada tanah harapan” menunjukkan bahwa meskipun dunia tampak kelam, selalu ada upaya untuk menemukan harapan. Senartogok juga menggambarkan perjuangan demokrasi sebagai sesuatu yang ambigu, mengingatkan kita bahwa kebebasan sering kali datang dengan beban yang besar.
Metafora “kupu-kupu kecil” melambangkan harapan, keberanian, dan kebebasan untuk mengepakkan sayap menghadapi badai kehidupan. Chorus yang berulang menambah kesan optimisme di tengah perjuangan yang dilalui.
Senartogok mengundang pendengar untuk memahami dunia yang keras dan penuh dengan ketidakadilan. Lirik seperti “disiksa, dimahkotai apa yang bukan haknya” menggambarkan realitas kekuasaan yang sering kali merampas hak-hak dasar manusia. Dalam pesan yang mendalam, ia mengingatkan bahwa kebebasan sejati bukan hanya tentang melawan penindasan, tetapi juga membebaskan diri dari keterbatasan pikiran dan perasaan.
Senartogok menekankan pentingnya warisan intelektual dan seni bagi generasi mendatang. Dengan menyebutkan Kafka, Gorky, gitar, dan biola, ia menggambarkan seni dan literatur sebagai alat untuk melawan kebosanan dan menemukan makna di tengah keterasingan. Lirik “Hiduplah, dengan segala kematian yang menggoda” menunjukkan bahwa meskipun hidup penuh dengan tantangan, kita harus terus merangkul kehidupan dan harapan.