Lagu “Demi Masa” oleh Morgue Vanguard dan Doyz adalah sebuah karya yang mendalam dan penuh dengan refleksi filosofis tentang kehidupan, waktu, dan perjuangan. Dirilis pada 16 Agustus 2018 di bawah label Grimloc Records, lagu ini menggali konsep tentang makna eksistensi, pergulatan hidup, dan pencarian jati diri dalam balutan lirik yang puitis. Dengan latar belakang hip-hop underground yang kuat, Morgue Vanguard dan Doyz berhasil menyampaikan pesan yang penuh makna melalui lirik yang lugas dan berlapis.
Lirik Lagu Demi Masa
[Verse 1: Doyz]
Masa masa terlahir dalam sahaja
Pancaroba terakhir salam angkara
Ceceran kilasan di atas tilas
Bersanding dengan jajaran gagasan berbalas culas
Penyintas semesta ruang dan waktu
Melintas di antara semua kubang laraku
Memori panas semusim di Rural Sydney
Antusias pemukim dan sundal silang birahi
Mufakat khianat di kamar gelap
Muslihat rebut maslahat dalam makar senyap
Runut suara asa yang lengang terhalang palang prahara
Tuntut paksa galang ulang prasangka
Tiada aura kebersamaan
Di setiap kemasan pembungkus kain kafan
Selayak diri terbujur di liang lahat
Dikoyak sepi terkubur di lubang bertanah padat
Saat ayah berpulang tuk jelang fase ketiga
Tersisa payah dulang air di rentang oase logika
Ajari aku tuk menafsir makna keberadaan
Esensi baku di ufuk barat kehidupan
Kawan sejati tak lari ia dicari
Teman sehati tiupkan nafas sekali lagi
Hingga adiwarna hadir berlipat ganda
Asa mengembang di raga jelang swastamita
[Verse 2: Morgue Vanguard]
Pesan yang disampaikan taufan pada badai, serumpun
Larilah ke dalam kesendirianmu, ia berpantun
Tidak kah kau dengar dengung lalat berkerumun
Mengajakmu bergabung pada sengkarut ganun pemasung
Demi masa, waktu terbuangku tak terhitung
Tak akan ku ulang meski limbung di dasar palung
Macam harap yang kami gantung pada utopia menggunung
Diarak mendung jauh ke ujung utara kota Bandung
Demi setiap doa pada setiap Kamisan
Tak semua kepergian harus diiringi tangisan
Janji kami merekam zaman hingga waras penghabisan
Serupa nyala Ginan dan pijaran bara Sebastian
Tak semua ingatan tergelap datang beriringan dengan angkara
Bahkan di sana letak kita menyimpan peraduan kesenduan yang dititipkan hujan
Yang dihunus kala pedang tak lagi berguna di pertempuran
Seiring kobaran padam perlahan datang waktu kalian lelah menagih janji Teman
Muak pada penundaan, murka yang terjinakkan
Lelah menghitung jumlah detik yang tercampakkan
Tak membiarkan hidup hanya selewat mampir di gugusan
Berakhir ditenggelamkan keputusan-keputusan
Dengan sedikit bisa tersisa dari ordo pancaroba
Kubuatkan kau peluru dari setiap jejak langkah kunjungan
Dari pusara sahabat di Sirnaraga, di seberang Terminal Dago
Di bawah lampu jalan di Wastukencana, di bawah langit tosca
[Doyz]
Jalani rentang lintasan waktu, hadapi rintang kehidupan aku
Bernafas tuk mereka yang bertumpu di hadapan daras lafal sisa umur tanpa penyesalan
[Morgue Vanguard]
Yang akan kami biarkan terbakar sebelum meredup
Jangan tunda melepas angkara berjelajah
Karena hari esok memiliki ruang hampanya sendiri yang memadamkan api
Hidupi puisimu, kamerad
Deskripsi
Dalam lagu ini, baik Morgue Vanguard maupun Doyz merenungkan perjalanan hidup mereka. Pada verse pertama, Doyz membahas tentang pergulatan hidupnya, mulai dari kenangan masa lalu, kesepian, hingga kehilangan seorang ayah yang membentuk perspektifnya tentang kehidupan. Ada nuansa kesedihan dan penyesalan, tetapi juga ada pencarian makna yang mendalam di balik setiap peristiwa.
Morgue Vanguard melanjutkan dengan verse kedua yang menyoroti tema waktu yang terus berjalan dan hilangnya harapan yang menggantung pada utopia. Ia berbicara tentang perjuangan yang belum selesai, terutama terkait dengan isu-isu sosial yang ada, seperti perjuangan para aktivis di Kamisan dan harapan yang masih tertanam meski waktu terus berjalan. Di akhir lagu, mereka mengingatkan pentingnya untuk menjalani kehidupan sepenuh mungkin tanpa penyesalan, dan bagaimana api perjuangan harus tetap menyala sebelum akhirnya padam.
FAQs
Lagu ini membahas tentang refleksi mendalam mengenai kehidupan, waktu yang terus berjalan, dan perjuangan individu dalam menghadapi rintangan hidup serta pencarian makna eksistensi.
Lirik lagu ini ditulis oleh Doyz dan Morgue Vanguard, dua musisi hip-hop yang terkenal dengan lirik yang puitis dan berlapis.
Lagu ini dirilis pada 16 Agustus 2018 oleh Grimloc Records.
Pesan utama dalam lagu ini adalah pentingnya menghargai waktu dan menjalani kehidupan sepenuhnya, serta mengingatkan tentang pentingnya melanjutkan perjuangan sosial meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Lirik dalam lagu ini penuh dengan metafora dan bahasa puitis yang menggambarkan perjalanan emosional para penulisnya. Mereka menggali konsep-konsep eksistensial dan memadukannya dengan pengalaman pribadi serta perjuangan sosial, menciptakan suasana yang introspektif dan mendalam.