Lirik Lagu Terapi Minor – Intro yang menjadi pembuka dalam EP Proyeksi Bunuh Diri hadir dengan kekuatan naratif yang pekat dan penuh kritik sosial. Sebagai sebuah “gerbang” menuju keseluruhan tema EP, lagu ini tidak hanya menampilkan kepekaan artistik Terapi Minor, tetapi juga menggambarkan realitas gelap, keresahan kolektif, hingga refleksi eksistensial yang membingkai kehidupan masyarakat modern.
Lirik Lagu Intro
Terbangun dari mimpi kelam di petang
Menyambut terang yang segera menggelap
Merubah segala bentuk kesakitan menjadi kesengsaraan
Mengganti masa yang telah dikepung massa dan rakyat dalam tatanan
Segala hiburan disesaki ruang gelap dipatroli tubuh-tubuh tegap
Sepertiga inchi hasrat terus menggeliat, menjerumus
Menghuni rumus kalkulus para filsuf
Lalu mengunci setiap jiwa dalam ruang khusus
Altar-altar sesembahan kini dipenuhi jiwa-jiwa hampa yang merana
Bertubuh tanpa jiwa, bersetubuh tanpa senyawa
Baku tembak Tottenham Outrage, hingga menuju Compton, dan berakhir dalam sel-sel Ghetto
Apa itu baik dan jahat? dedangkan kami tengah kelaparan
Dan hanya dikenyangkan oleh secarut manifesto
Pintu-pintu ‘Selti’ pun terbuka lebar
Menanti para residivis ke dalam singgasana bernama Hotel Prodeo
Lalu terdengar kabar di radio, koran, dan artikel digital
Basa-basi soal moral, iklan tas terbaru, berita soal brandal yang memvandal
Dan bisik-bisik teori ekonomi terpadu dalam wujud semen dan teknologi mutakhir
“Ini adalah peradaban terakhir” ucap mereka
Maka bentuklah lebih banyak pandir
Maka bentuklah industri-industri, maka bentuklah konsumsi anti depresi
Hingga kau merasa ingin kembali, atau merasa ingin mati
Maka bekerjalah kau seperti ayat suci tak tercela, bersih, tak ternoda
Tunduklah dalam doa, tunduklah dalam caci dan maki
Tunduklah saat menerima remisi, tunduklah saat menerima sanksi
Tunduklah saat menerima gaji, tunduklah saat menerima inflasi
Lalu salahkah kami marah? saat Pakel kau bredel
Kami marah saat Tambakrejo mulai kau geser
Kami marah saat kau usir kami dari Tamansari
Kami marah saat Bara-Baraya kau gusur, Makassar pun lautan api
Kami marah saat Wadas kau ganggu
Kami marah saat Toraja mulai kalian serbu
Kami marah saat deforestasi Borneo, Binipan
Kami murka saat melihat Puger, West Papua, Tuban, Rancaekek, Kulonprogo, Pandeglang, Jambi, dan Aceh digempur ekspansi penanaman modal
Dan kini pernyataan bodoh menyoal kesalahan iklim, alam jadi alasan
Kami tahu, ekologi tidak sakral, ‘antroposentris’ pun tetap ada, tapi mengapa?
Maka kami akan alirkan kembali air yang dulu mengalir
Kami menyalakan kembali api yang dulu pernah mati
Kami tata kembali tanah dan udara yang dulu hilang
Kami rakit kembali kehidupan dengan cara kami sendiri
Dan kemenangan setiap individu ada dalam diri
Kami tak takut soal kota yang menyalak
Kami tak takut perihal berhadapan dengan Bos yang galak
Kami tak takut dengan ancaman pidana ataupun denda
Simpan kesadaranmu untuk dirimu sendiri
Sebelum semua terbang dan kembali mati
Bentuk jalanmu, hanyalah dirimu yang tahu
Sebelum semua sesak menjemputmu menuju sebuah proyek yang bernama: Bunuh Diri
Deskripsi
Lagu Intro membuka EP Proyeksi Bunuh Diri dengan atmosfer yang muram, menyuguhkan gambaran tentang mimpi kelam, represi sosial, hingga benturan antara rakyat dan sistem kekuasaan. Liriknya sarat dengan simbolisme: dari “ruang gelap dipatroli tubuh-tubuh tegap” yang menggambarkan otoritarianisme, hingga “altar sesembahan penuh jiwa hampa” yang menyinggung keterasingan manusia modern.
Selain itu, lagu ini memuat referensi sejarah, konflik agraria, perlawanan rakyat, hingga kritik terhadap industrialisasi dan kapitalisme. Dengan gaya bahasa yang lugas namun puitis, Terapi Minor berhasil menggabungkan kritik sosial, filsafat, dan realitas politik ke dalam satu narasi yang kuat.
Tema utama dari lagu ini adalah perlawanan terhadap penindasan dan eksploitasi, serta ajakan untuk menemukan kembali kesadaran individu di tengah derasnya arus konsumerisme dan tekanan struktural. Lirik penutup yang menyinggung “proyek bernama bunuh diri” menjadi simbol keputusasaan sekaligus metafora tentang pilihan ekstrem yang lahir dari kondisi sosial penuh tekanan.
FAQs
Lagu ini menggambarkan keresahan sosial, kritik terhadap sistem yang menindas, serta perlawanan rakyat atas ketidakadilan yang terus terjadi.
Karena lagu ini berfungsi sebagai pembuka EP Proyeksi Bunuh Diri, memperkenalkan tema-tema utama yang akan dieksplorasi di track berikutnya.
Lagu ini menyinggung isu agraria, deforestasi, penggusuran, represi aparat, serta ketidakadilan dalam sistem ekonomi dan politik.
Liriknya padat metafora, bernuansa puitis, dengan campuran kritik sosial, filsafat, dan referensi budaya populer maupun politik global.
Sebagai pembuka, Intro meletakkan dasar narasi yang menyinggung keputusasaan, perlawanan, dan refleksi hidup—tema yang menjadi benang merah seluruh EP.