Makassar Bisa Tonji

Lagu “Makassar Bisa Tonji” karya Art2tonic, band indie asal Makassar, menjadi fenomena tersendiri sejak dirilis pada 28 Agustus 2007. Dengan lirik berbahasa lokal yang tajam namun jenaka, lagu ini menyindir kebiasaan sebagian orang yang terlalu bangga menggunakan logat daerah lain dan malah melupakan bahasa serta logat sendiri. Tak heran jika lagu ini menjadi semacam “himne” identitas bagi generasi muda Makassar, terutama yang masih peduli pada akar budayanya.

Lirik Lagu Makassar Bisa Tonji

[Intro]
Abang-abang gendero londo
Wetan sithik kuburan mayit
Klambi abang nggo tondo moto
Wedhak pupur nggo golek dhuwit

[Bridge]
Tul jaenak jae jatul jaeji
Kuntul jare banyak ndoge bajul kari siji
Tul jaenak jae jatul jaeji
Kuntul jare banyak ndoge bajul kari siji

[Verse 1]
Lagunya lagu Jawa, logatnya logat Jawa
Merasa orang Jawa, semua serba Jawa
Gayanya sih perlente, datang dari Jakarte
Merasa orang kote, ngomongnya muke gile
Ngaku asli Jakarte, lahirnya Bulukumba
Bapaknya orang Pare, mamanya Jeneponto
(Lah, kenapa bisa logat?)
Tujuh hari yang lalu berangkat ke Jakarte
Seminggu ki di sana, pulangnya logat tong mi
Nakana elu-gue, elu-elu, gue-gue
Biar dengan deng beca’, na sikat elu gue
(Balassing mi deng beca’ka, dilogati terus)
Biasa mi kita ces, jangan mi ki logat ces
Makassar ji ini ces, ndak ada ji monas ces
Saya cuma mau bilang, jangan mau dibilang
Makassarmu pun hilang, padahal bagus tonji
Kalau kau ndak percaya, Makassar bagus tonji
Dengar mo ko palena bagian lagu ini

[Chorus]
Tul jaenak jae jatul jaeji
Bahasa Makassar ini lagu bisa tonji
Tu ljaenak jae jatul jaeji
Logat ta Makassar ini lagu enak tonji

[Verse 2]
Jangan mi ki paksakan untuk logat Jakarta
Kalau besar kecil ta semua di Makassar
Ta’lipat ji lidah ta’, ta’kalong ji leher ta’
Jangan sampai ki mati gara-gara logat ta’
Kenapa ko? kenapa ko?
Kenapa ko banggakan logat orang Jakarta?
Na ko tidak dibayar sama orang Jakarta
Kucoba nasehati untuk tidak melogat
Tapi malah ko bilang “takut ka okkots nanti”

[Chorus]
Tul jaenak jae jatul jaeji
Bahasa Makassar ini lagu bisa tonji
Tul jaenak jae jatul jaeji
Logat ta Makassar ini lagu enak tonji
Tul jaenak jae jatul jaeji
Jangan mi ki logat karena sini Makassar ji
Tul jaenak jae jatul jaeji
Daripada logat tapi nanti okkots tonji

[Post-Chorus]
Jangan mi ki malu kalau kita okkots
Tidak ji ki mati kalau kita okkots
Itu mi ciri ta kalau kita okkots
Daripada logat tapi nanti okkots

[Verse 3]
Penyiarnya radio, siaran ji na logat
Selesai mi siaran berhenti tawa logat
Na ko orang biasa, tiap saat ko logat
Biar dengan kucingmu, ko hantam juga logat
Kucoba peringati kau bilang “ah cemen loe men”
Untung langsung ku tangkis “na cemen ma ki e”

[Chorus]
Tul jaenak jae jatul jaeji
Bahasa Makassar ini lagu bisa tonji
Tul jaenak jae jatul jaeji
Logat ta Makassar ini lagu enak tonji
Tul jaenak jae jatul jaeji
Jangan mi ki logat karena sini Makassar ji
Tul jaenak jae jatul jaeji
Daripada logat tapi nanti okkots tonji

[Outro]
Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umur ta panjang, berjanji ki tidak logat lagi

Deskripsi

“Makassar Bisa Tonji” bukan hanya sekadar lagu jenaka, tetapi juga sebuah kritik sosial terhadap fenomena pergeseran identitas budaya di kalangan anak muda, khususnya mereka yang berasal dari Makassar. Melalui lirik yang kocak, penuh sindiran, dan sarat kata-kata khas Bugis-Makassar, Art2tonic menyampaikan keresahan atas kecenderungan orang-orang yang mengagung-agungkan logat kota besar seperti Jakarta, padahal mereka berasal dari daerah sendiri.

Lagu ini mengisahkan seseorang yang baru saja pulang dari Jakarta dan tiba-tiba berbicara dengan logat “elu-gue”, seolah-olah sudah lupa cara berbicara ala Makassar. Padahal, ia hanya pergi selama seminggu. Kejadian ini menjadi simbol betapa mudahnya sebagian orang meninggalkan identitas aslinya demi terlihat “modern” atau “kota”.

Di sisi lain, lirik lagu ini juga mengangkat istilah lokal yang cukup dikenal di kalangan muda Makassar, yaitu okkots. Okkots merujuk pada kesalahan berbicara, seperti salah pengucapan atau mengubah huruf dalam sebuah kata. Dalam konteks lagu, ketakutan akan “okkots” dijadikan alasan seseorang menggunakan logat luar, padahal pada akhirnya justru membuatnya terlihat lucu atau tidak autentik.

Lewat chorus-nya yang catchy — “Tul jaenak jae jatul jaeji” — Art2tonic mempertegas bahwa bahasa dan logat Makassar pun punya daya tarik tersendiri. Lagu ini seperti ajakan untuk bangga dengan logat sendiri, dan jangan merasa minder atau malu hanya karena berbeda dari yang dianggap ‘standar’.

Dengan balutan irama yang ringan dan repetisi lirik yang mudah diingat, “Makassar Bisa Tonji” bukan hanya sukses sebagai hiburan, tapi juga sebagai media edukasi kultural yang cerdas dan menggelitik.

FAQs

Apa arti dari “Makassar Bisa Tonji”?

Dalam bahasa Makassar, “tonji” berarti “juga”. Jadi, “Makassar Bisa Tonji” artinya “Makassar Bisa Juga” — sebuah ekspresi kebanggaan lokal.

Siapa itu Art2tonic?

Art2tonic adalah band indie asal Makassar yang dikenal lewat lagu-lagu kocak, kritis, dan khas dengan nuansa lokal seperti “Makassar Bisa Tonji”.

Apa yang dimaksud dengan “okkots”?

Okkots adalah istilah lokal untuk kesalahan berbahasa, baik dalam pengucapan maupun penulisan, yang kadang jadi bahan candaan di kalangan anak muda Makassar.

Apa pesan utama dari lagu ini?

Lagu ini mengajak generasi muda untuk tetap bangga menggunakan logat dan bahasa daerah sendiri, serta tidak merasa inferior terhadap logat luar.

Mengapa lagu ini begitu populer?

Selain karena liriknya yang lucu dan relatable, lagu ini menyentil fenomena nyata yang sering terjadi, dibalut dengan irama yang catchy dan mudah dinyanyikan.

Latest Songs

You cannot copy content of this page