Mosi

Lagu penutup dalam album Amok & Peace, “Mosi” menjadi puncak dari perjalanan naratif dan stilistika Ken Amok. Dirilis oleh Grimloc Records pada 18 April 2025 dan diproduksi oleh Prime Manifez, lagu ini menampilkan sisi eksperimental dan kontemplatif dari Ken, menjahit semua elemen yang hadir di lagu-lagu sebelumnya dalam satu komposisi penuh sikap. Kata “mosi” yang secara harfiah berarti pernyataan sikap, menjadi deklarasi akhir dari album ini—keras, puitis, dan penuh teka-teki.

Lirik Lagu Ken Amok – Mosi

Harapan selangit kaki di atas keramik
Sarapan di langit LSD di langit langit
Biar nasib cuma nasi telur di piring melanin
Selagi masih ku nikmati jangan minta di pelanin
Coret KRS daftar putar KRS-One
Isi TTS tagging ruang UTS
Dansa gerak cha-cha di selembar HVS
Frasa HDR sarsaparilla pakai es
Saturasi siap jepret satu lagi
Akurasi Slam Dunk Sakuragi
Kurasa kurang kalau darurat kuras lagi
Target akurat kurasi arus urat nadi
Pedas man, minta pasang karet dua
Rimba mutan spesimen potong leher kakatua
Langkah gak karuan sampai dah gak kenal tua
Kuda-kuda kudu kuat tu petuah orang tua
Barisan enigma kek lapo depan terminal
Jaga iman gakenal sepi peminat
ACAB gak ada opsi kek mendingan
Rima ac cafe kau menggigil kedinginan
Hayati ni ayat kau nyanyi ambilkan bulan bu
Cuma luka sayat tak perlu panggil ambulance bu
Pitstop berdarah harap jaga jarak
Ingat pesan mamak yang berguna kalau jahat
Musikku rumahan sampai musik beli rumah
Rumusan ekslusif macam ilusi minuman
Jadwal rutin bikin bandar ganti kartu
Leher depan gunting semua mati siapa takut

Deskripsi

“Mosi” adalah bentuk deklarasi—bukan dalam bentuk manifesto politik konvensional, tetapi lewat montase metafora dan frasa-frasa liris yang padat dan abstrak. Ken Amok menyatukan berbagai referensi budaya pop, kehidupan kampus, sindiran sosial, dan spiritualitas jalanan dalam satu racikan penuh warna.

Liriknya seperti potongan puzzle: ada LSD, KRS-One, UTS, hingga frasa HDR dan sarsaparilla—semuanya diikat oleh kesadaran kelas dan refleksi atas kehidupan pinggiran. Ken menyisipkan kritik terhadap sistem pendidikan, kemiskinan, hingga tekanan hidup yang dibungkus dengan gaya braggadocio khasnya. Namun, di balik itu, terdapat narasi optimisme keras kepala, bahwa meski hanya punya “nasi telur di piring melanin”, tetap ada rasa syukur yang tak bisa dihambat.

Flow-nya padat dan zig-zag, mengingatkan pada gaya free-associative rap yang tetap terkontrol. Ken menggunakan citra-citra visual seperti “leher kakatua” dan “jaga jarak” untuk memantik emosi yang kuat namun ambigu. Produksi dari Prime Manifez tetap tajam dan atmosferik—membiarkan lirik Ken menari bebas di atas beat yang minimal namun bertenaga.

Sebagai track terakhir, “Mosi” menyimpulkan album Amok & Peace dengan nada penuh ketegangan dan keteguhan, seperti pintu yang ditutup keras tapi penuh tekad. Lagu ini seperti mosi tidak percaya terhadap dunia, tapi juga mosi penuh percaya diri terhadap kekuatan kata.

FAQs

Apa arti “Mosi” dalam konteks lagu ini?

Mosi adalah pernyataan sikap. Dalam lagu ini, Ken menyampaikan sikap personal dan sosialnya terhadap dunia yang penuh tekanan dan absurditas.

Apa makna dari lirik yang penuh referensi acak?

Gaya Ken Amok memang bermain dalam lapisan dan metafora kompleks. Referensi acak itu menyampaikan realitas urban yang fragmentaris dan penuh distraksi.

Apa hubungan lagu ini dengan track sebelumnya?

“Mosi” terasa seperti penutup dari serangkaian perlawanan dan eksplorasi dalam album. Ia menegaskan sikap, bukan solusi.

Apakah ada sisi spiritual dalam lagu ini?

Ya, tersirat dalam pesan-pesan orang tua, referensi tentang iman, dan kesadaran akan batas moral dalam kekacauan hidup.

Mengapa lagu ini terasa padat dan penuh lapisan?

Karena Ken menggunakan teknik penulisan yang cenderung ekspresionistik, di mana setiap bar bisa punya makna ganda atau bahkan paradoksal.

Latest Songs

You cannot copy content of this page