Animha Love Tabi

Lagu “Animha Love Tabi” karya Nanji Yoseph bersama Epo D’Fenomeno merupakan persembahan musik yang unik dan kaya akan nuansa Papua. Dirilis pada 8 Mei 2025, lagu ini mengangkat tema cinta dalam balutan budaya, identitas, dan kebanggaan sebagai anak asli Papua (OAP). Melalui lirik yang kuat dan penuh simbol lokal, lagu ini berhasil menyampaikan pesan cinta yang otentik dan penuh makna.

Lirik Lagu Animha Love Tabi

[Intro]
(Bilang cinta co ko ukur dalam Kali Maro)
(Seindah ukiran di Asmat pele adoh, pele adoh)

[Verse 1: Nanji Yoseph]
Bilang cinta co ko ukur dalam Kali Maro
Seindah ukiran di Asmat pele adoh (pele adoh)
Jadi stop panik sayang, please slow ko tenang
Leluhur dong sertai tong pu hubungan
Hmm, yeah, huu…
Mari sa temani dengan mujair Sentani
Kas nyala api di Holtekamp sebelah kiri
Jembatan merah de tu harus jadi saksi
Osculation OAP yang saling mencintai

[Bridge: Nanji Yoseph]
Oh my god, terserah ko sudah
Enggros atau geser ke Tobati juga bisa

[Chorus: Nanji Yoseph]
Bukan bandingkan ko deng tanah Papua
Keriting tuh sama sa juga punya
Hitam manis tuh hanya kitong saja
Sa bilang amin ah, ko bilang amin ah, amin (ko bilang amin ah)
Sa bilang amin ah, ko bilang amin ah, amin (ko bilang amin ah, amin)

[Verse 2: Epo D’Fenomeno]
Hmm, peta Papua, perem tanah Papua
Taputar tabale globe, trakan dapa de pu dua
Tiga empat, beritahu masyarakat setempat
Poros hati paling dalam perem tanah pu tempat
Oke you, apabila setuju
Beranak cucu penuhi tanah ini kasih full
Pakai rule, baku sayang deng cara yang betul
Maknai cinta di situ, jang putar akan deng isu

[Bridge]
(Bukan bandingkan ko deng tanah Papua)
(Keriting tuh sama sa juga punya)
(Hitam manis tuh hanya kitong saja)

[Chorus: Nanji Yoseph]
Bukan bandingkan ko deng tanah Papua
Keriting tuh sama sa juga punya
Hitam manis tuh hanya kitong saja
Sa bilang amin ah, ko bilang amin ah, amin (ko bilang amin ah)
Sa bilang amin ah, ko bilang amin ah, amin (ko bilang amin ah, amin)

Deskripsi

“Animha Love Tabi” bukan sekadar lagu cinta biasa—lagu ini merayakan cinta yang berakar dalam tanah Papua. Di bait pembuka, frasa “ko ukur dalam Kali Maro” dan “ukiran di Asmat” langsung membawa pendengar pada konteks budaya yang kaya dan dalam. Lagu ini menggunakan bahasa sehari-hari Papua yang kuat identitas lokalnya, menjadikannya terasa otentik dan penuh kebanggaan.

Nanji Yoseph menyampaikan bahwa cinta itu tidak perlu dibandingkan atau diragukan, karena seperti tanah Papua, ia punya nilai tersendiri yang tak tergantikan. Sementara itu, bagian Epo D’Fenomeno menegaskan pentingnya mencintai dengan cara yang benar dan bertanggung jawab, sembari menghargai tanah leluhur.

Chorus “Bukan bandingkan ko deng tanah Papua” menjadi afirmasi yang kuat: cinta mereka adalah cinta yang sejajar dengan kecintaan terhadap tanah kelahiran. Ini bukan hanya soal asmara, tetapi juga tentang identitas, harga diri, dan kebersamaan sebagai OAP.

FAQs