Lagu “Cintamu Sepahit Topi Miring” dari Jogja Hip Hop Foundation (JHF) adalah interpretasi unik dari puisi karya Sindhunata. Dengan lirik yang penuh filosofi dan kritik sosial, lagu ini menggambarkan kehidupan seorang pelawak, Ranto Gudel, dalam nuansa Hip Hop Jawa yang kental. Diproduksi oleh M2MX dan Balance Perdana Putra, lagu ini dirilis pada 11 Januari 2013 di bawah label Java Hip Hop. Tak hanya menghadirkan keunikan musik, lagu ini juga membawa cerita mendalam yang menghubungkan seni tradisional dan budaya modern.
Lirik Lagu Cintamu Sepahit Topi Miring
[Chorus]
Sengkuni leda-lede
Mimpin baris ngarep dhewe
Eh barisane menggok
Sengkuni kok malah ndheprok
[Post-Chorus]
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
[Verse 1: M2MX]
Senja di desa Baron
Matahari tenggelam di dalam kemaron
Lembu betina lari melompat-lompat
Dikejar-kejar anaknya yang kecil meloncat
Senja lucu dengan kasih sayang ibu dan anak
Langit senja mengandung sapi beranak
Terpesona Ranto melihat, ia tertawa bergelak
Dan berubah jadi Ranto Gudel sang pelawak
Dadi Marmoyo di panggung ketoprak
Ranto Gudеl meminum arak
Terendam di dalam ciu, birahinya bеrubah jadi biru
Diajaknya Nyai Dasima bercinta
Dengan cinta sepahit Topi Miringnya
Layar dibuka turun hujan gembukan
Dewi Mlenuk jembuk datang
Membawa seguling roti cakwe
Marmoyo rebah terguling tidur
Di pangkuan Nyai Dasima
Yang sekeras ciu cangkol buah dadanya
Ke mana Ranto Gudel pergi
Panggung selalu harum dengan arak yang wangi
Di Sriwedari jadi petruk, garengnya diajak mabuk
Begongnya menggeloyor, semar jualan ciu cangkol
Dengan terang lampu semprong
Pak Mloyo memukul kenong, nong ji nong ro, nong ji nong
[Chorus]
Sengkuni leda-lede
Mimpin baris ngarep dhewe
Eh barisane menggok
Sengkuni kok malah ndheprok
[Post-Chorus]
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
[Verse 2: Balance]
Giginya ompong menggerong
Ranto Gudel Mendehem nyungsep
Thuyul gundhul ke sana ke sini mengempit gendul
Gendruwo thela-thelo tampak loyo
Jlangkong jalannya miring-miring eh dhoyong
Belum selesai menabuh nong ji nong ro
Pak Mloyo terguling ke Bengawan Solo
Dengan irama alunan nong ji nong ro
Pak Mloyo pulang jalannya geloyoran
[Chorus]
Sengkuni leda-lede
Mimpin baris ngarep dhewe
Eh barisane menggok
Sengkuni kok malah ndheprok
[Verse 3: Balance]
Ranto Gudel meminum arak bekonang
Mengantar gadis pulang berdandan bidan
Roknya putih, bajunya putih
Serba putih, lebih daripada peri
Tiba di pinggir kali
Ranto Gudel diajak belok ke kiri
Dhemit elek a’u tenan
Ngumpat Ranto Gudel geram
Ia marah terendam arak bekonang
Hampir saja aku bercinta dengan setan
Cinta manusia seperti Umbul Beking
Dulu bening, sekarang keruh
Ranto Gudel dengan empat istrinya
Tak pernah abadi cintanya
[Chorus]
Sengkuni leda-lede
Mimpin baris ngarep dhewe
Eh barisane menggok
Sengkuni kok malah ndheprok
[Post-Chorus]
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
[Verse 4: Kill the DJ]
Memang enak jadi wedhus daripada manusia
Bila mati dikubur di gundukan tanah
Kepalanya dikencingi wedhus yang merumput
Nasib manusia hanya sengsara
Oh mengapa kita mesti bersusah
Coba hiduplah seperti Ki Joko Lelur
Siangnya melamun meminum limun
Malam beranjak bangun minum berminum
Lapen ciu cangkol arak bekonang dituang
Botol cangkol dipasangnya setiap sudut rumah
Apa guna tuk takut-takut tikus rupanya
Oh mengenang bayangan di masa tuanya
Ciu cangkol hanyalah spiritus tuk usir tikus
Padahal dulu ku meminumnya sampai mampus
[Chorus]
Sengkuni leda-lede
Mimpin baris ngarep dhewe
Eh barisane menggok
Sengkuni kok malah ndheprok
[Post-Chorus]
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
Nong (eh), nong ji nong ro
Deskripsi
Lirik “Cintamu Sepahit Topi Miring” menggambarkan kehidupan Ranto Gudel, seorang pelawak legendaris dari Surakarta. Lewat metafora dan bahasa puitis, Sindhunata mengangkat kisah kehidupan yang keras dan penuh tekanan, di mana pelarian diri melalui alkohol menjadi simbol utama. Istilah seperti Topi Miring, arak Bekonang, dan ciu cangkol menjadi elemen khas yang mencerminkan realitas kehidupan masyarakat kecil.
Bagian chorus yang mengulang frasa “Sengkuni leda-lede” adalah kritik terhadap kepemimpinan dan kemunafikan, sementara lirik lainnya menghadirkan kritik sosial yang lebih luas. Meski terkesan acak dan sulit dipahami, lirik ini justru menjadi cerminan dari chaos kehidupan sang pelawak. Pada akhirnya, pesan kehidupan yang disisipkan mengajak pendengar merenungi sisi gelap perjuangan hidup yang kerap tersembunyi di balik tawa.
Musik hip hop dengan sentuhan Jawa dan cerita tradisional ini menjadi jembatan antara seni modern dan nilai budaya yang mendalam. Jogja Hip Hop Foundation berhasil menghidupkan kembali esensi puisi Sindhunata dengan energi yang segar, namun tetap mempertahankan pesan aslinya.
FAQs (Frequently Asked Questions)
Lagu ini menggambarkan kehidupan Ranto Gudel, seorang pelawak legendaris, yang menghadapi kerasnya kehidupan dengan melarikan diri melalui alkohol. Liriknya penuh metafora, kritik sosial, dan filosofi kehidupan yang mendalam.
Lirik lagu ini diadaptasi dari puisi karya Sindhunata, seorang penyair, pastor, dan wartawan Indonesia. Puisi tersebut dialihwahanakan oleh Jogja Hip Hop Foundation dalam genre Hip Hop Jawa.
Lagu ini memadukan unsur budaya Jawa, seperti kisah wayang dan seni ketoprak, dengan musik hip hop modern. Chorus lagu menyebut Sengkuni, tokoh dalam dunia pewayangan, sebagai simbol kritik terhadap kemunafikan.
Topi Miring adalah merek minuman beralkohol yang digunakan sebagai simbol dalam lirik. Sindhunata menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kepahitan hidup yang dialami oleh Ranto Gudel, tokoh utama dalam lagu.
Lagu ini diproduksi oleh M2MX dan Balance Perdana Putra dari Jogja Hip Hop Foundation, serta dirilis di bawah label Java Hip Hop pada 11 Januari 2013.
Video musik lagu ini disyuting di Washington, D.C., Amerika Serikat, selama tur Jogja Hip Hop Foundation pada November–Desember 2012.
Lagu ini mengajak pendengar untuk merenungkan kerasnya kehidupan di balik tawa seorang pelawak. Selain itu, lagu ini juga menyampaikan kritik sosial terhadap kemunafikan dan realitas masyarakat kecil.
Lagu ini menggabungkan musik hip hop dengan unsur budaya Jawa yang khas, seperti alunan musik tradisional dan cerita lokal. Jogja Hip Hop Foundation dikenal sebagai pelopor dalam mengintegrasikan dua elemen ini.
Ranto Gudel adalah pelawak asal Surakarta yang aktif dalam dunia wayang orang dan ketoprak. Kehidupannya yang sederhana dan penuh perjuangan menjadi inspirasi untuk puisi dan lagu ini.
Lagu ini dirilis sebagai singel pada 11 Januari 2013 dan dimasukkan dalam album Semar Mesem Romo Mendem pada tahun 2014.